Chereads / HOTEL THE LUNA / Chapter 6 - Hotel The Luna 2

Chapter 6 - Hotel The Luna 2

Mobil yang gue pakai kali ini adalah mini bus tapi dengan fasilitas mewah dan nyaman.

"Tuan muda, Hotel The Luna akan membuka cabang di Hollywood Amerika Serikat dan semua sudah rampung! sebulan yang akan datang anda akan meresmikannya !" ucap Amelia asisten gue.

"Ya sudah terserah !" jawab gue pasrah.

"Sebentar lagi kita sampai !" ujarnya, gue hanya mengangguk.

Singkat cerita kami pun tiba di sebuah kawasan elit wisata pantai Bali yang sangat terkenal, gue tahu karena bokapnya bang Herman juga punya hotel di sekitar sini dan tiap liburan sekolah pasti di ajak ke sini oleh mba Andriana untuk sekedar menemani keponakan gue, karena kadang dengan bang Herman. Tapi karena sibuk mba Andriana mengajak gue, lumayan gratis.

Dan Hotel The Luna ada disini, terus terang gue juga baru tahu ada nama itu di sini, mungkin saja tak gue ketahui karena sudah 10 tahun tutup. Kami tiba di sebuah pintu gerbang yang tertutup, di sana ada beberapa satpam yang berjaga. Amelia membuka jendela dan hanya memberi tanda, mereka pun mengangguk dan membuka pintu gerbang yang tertutup.

Mobil pun masuk ke area taman, di kiri dan kanan ada pepohonan yang rindang dan berbelok. Gue tertegun melihat bangunan hotel ! Inikah Hotel The Luna ? mobil pun berhenti dan kami pun turun.

"Selamat datang di Hotel The Luna tuan muda !" serunya sambil sedikit membungkuk. Gue hanya diam, bangunannya besar dan mewah, berlantai sepuluh dan tepat di pinggir pantai yang khusus bukan pantai umum karena terpisah. Tapi .... kondisinya sangat tidak terurus cocok dengan 10 tahun tidak ditinggali.

"Kenapa tuan muda? terkejut ?" tanya Amelia tersenyum. Gue hanya mengangguk.

"Tentu saja hotel ini hanya ramai di malam hari, lebih tepatnya setelah matahari terbenam! tuan muda !" ujarnya, mata gue melotot.

"Apa maksudmu Amelia ?" tanya gue, tiba-tiba saja tubuh gue merinding entah kenapa.

"Tuan muda masa takut !" dia tertawa. Muka gue menjadi merah.

"Ayo kita masuk, tuan muda !" ajaknya. Gue malah diam, tiba-tiba Amelia langsung menarik tangan gue. Mau tidak mau gue mengikutinya.

"Jangan bilang kalau para tamunya itu hantu !" bisik gue.

"Kalau iya memangnya kenapa ?" tanyanya sambil menatap gue tersenyum.

"Masa sih ?" gue balik bertanya, dan tiba-tiba saja tertawa.

"Kamu pasti bercanda kan Amelia ?" dia menggeleng.

"Astaga, kok kakek Suryo bisa-bisanya bikin hotel untuk para hantu sih !" ujar gue lemas.

"Itu karena tuan besar .... Raja jin !" ucap Amelia, gue kembali melotot.

"Ha ... ha ... ! lucu sekali lelucon mu Amelia !" jawab gue tertawa kembali tapi dia malah diam.

"Amelia aku ini manusia lihat !" gue meraba seluruh tubuh untuk memastikannya.

"Betul tuan muda, anda dan keturunan beliau memang manusia karena menikahi manusia tapi tidak dengan tuan besar !" Amelia menatap gue dengan tajam.

"Oh begitu, kamu serius rupanya! baiklah gue nyerah Amelia dengan semua kejutan ini !" jawab gue, menghela nafas.

"Tuan besar tidak meninggal atau menghilang! dia hanya sudah waktunya untuk kembali ke dunia astral !" jelasnya.

"Dari sekian keturunannya hanya dari putra Handoko yang cocok! Ayah anda pernah menjadi pemilik hotel ini selama 20 tahun! tapi tiba-tiba dia memutuskan untuk berhenti dan memulai hidup baru !" lanjutnya sambil menatap gue.

"Tunggu ..."

"Tuan muda, sebenarnya 10 tahun itu bukan mangkrak atau di tutup hanya ... hotel ini kembali berjalan 10 tahun setelah ayah anda pergi !" jawabnya.

"Hotel ini berdiri 50 tahun lalu, jauh sebelum pulau Bali terkenal ke manca negara! hanyam hotel ini tersembunyi dari pandangan manusia !" Amelia menatap gue. Gue hanya diam mencerna apa yang dikatakan Amelia.

--------------------

"Ikut saya tuan muda !" ajaknya dan gue mengikutinya menuju sebuah lift gue sendiri tidak memperhatikan kondisi loby hotel yang luas dan sepi. Ia memencet tombol dan secara mengejutkan terbuka! dan dia masuk sementara gue diam tapi kemudian melangkah masuk. Pintu lift tertutup kembali dan mulai bergerak, seluruh bulu kuduk gue meremang. Tak lama lift pun terbuka dan di luar sepi hanya ada lorong panjang tapi suasananya mencekam padahal matahari menyorot di antara jendela kaca dan terlihat jelas pantai yang indah serta deburan ombaknya yang terdengar.

Amelia memasuki sebuah ruangan dan itu adalah sebuah kantor masih lengkap tanpa berdebu !

"Ini ruangan kerja anda tuan muda !" ujarnya sambil menutup pintu. Dan mengajak gue berkeliling, di dalamnya ada kamar khusus buat gue istirahat dan itu sama dengan kamar mewah di hotel berbintang lima pada umumnya.

"Kalau memang kakek Suryo seorang raja jin darimanakah dia sebenarnya ?" tanya gue.

"Kalimantan, dia adalah raja yang disegani karena mempunyai kekuasan paling besar di sana !" jawab Amelia, gue menatap dia dari ujung rambut sampai kaki.

"Apa kamu ... juga ?" tanya gue. Amelia tersenyum dan ... mengangguk, ya tuhan ! gue agak mundur.

"Tuan muda tak perlu takut sama saya !" jawabnya tersenyum.

"Kamu ... mba ... kunti ?" tanya gue gemetaran. Dia tertawa.

"Bukan tuan muda, anda ingin tahu siapa saya ?" tanyanya. Gue menggeleng kepala.

"Tidak apa-apa kok tuan muda !" ucapnya, gue pun menutup mata takut.

"Tuan muda buka mata anda! tak perlu ditakutkan! karena tuan muda punya darah jin di tubuh anda !" gue pun membuka mata dan melotot di hadapan gue berdiri seorang putri cantik ! kenapa gue mengatakan hal itu karena pakaian Amelia berubah memakai kemben berwarna hijau dan berkain batik di atasnya ada mahkota kecil.

"Kamu siapa ?" tanya gue tak percaya.

"Ini wujud asli saya tuan muda !" jawabnya tersenyum.

"Kamu seperti orang jawa !" ujar gue melihat tampilannya.

"Tentu saja, saya datang dari laut selatan !" jawabnya gue tertegun.

"Malsudnya ...." ia mengangguk

"Kok bisa ? maksudku kakek kan dari Kalimantan sedang kamu dari Laut selatan !" tanya gue penasaran.

"Sudah saya bilang! kakek anda bukan orang sembarangan dia berteman dengan senuanya dan salah satu dari 5 jin terbesar kekuasaannya di Indonesia !" jelasnya.

"Tunggu tadi kamu bilang aku punya darah jin? berarti yang lain ?" tanya gue. Dan dalam sekejap Amelia berubah kembali seperti semula, kalau benar dia jin juga hebat sekali ilmunya.

"Tidak semua, sudah saya bilang hanya dari keturunan Handoko saja dan itu anda tuan muda! darah jin didalam tubuh anda bisa membuat melihat dunia lain selain mamusia !" jelasnya, gue terdiam.

"Tapi selama ini aku hidup biasa saja, engga pernah melihat hantu! Bahkan aku paling takut sama hantu !" jawab gue.

"Justru itulah mulai sekarang dan seterusnya tuan muda akan berhadapan dengan mereka setiap hari! karena dari merekalah pundi-pundi uang di dapat !" katanya.

"Oh iya kakek pernah berkata disini ada gudang harta yang tidak habis tujuh turunan ?" tanya gue baru teringat.

"Anda ingin melihatnya ?" tanya Amelia.

"Berarti ada ya ?" dia mengangguk.

"Ikut saya !" dan ternyata ada lift di ruangan kantor gue.

"Boleh saya minta kuncinya ?" tanya Amelia.

"Maksud kamu ini ?" gue menunjuk kalung yang terdapat kunci tergantung, dia mengangguk. Gue pun mengambil kalung dari leher gue dan memberikan krpada Amelia.

"Ini lift khusus hanya tuan muda yang boleh masuk !" ia memasukan kunci ke lubang disamping lift dan pintu terbuka.

"Silahkan masuk !" ucapnya.

"Lady first !" jawab gue sambil mempersilahkan Amelia masuk.

"Anda masih takut rupanya !" dia pun masuk diikuti oleh gue.

"Wajarlah ini pertama kalinya aku mengalami kejadian ini !" jawab gue dan pintu lift pun tertutup, Amelia memberikan kembali kalung kunci kepada gue dan penasaran seperti apa gudang harta itu ? apa sama yang gue pikirkan sekama ini ?

Bersambung ...