Happy reading
*****
Aretha tak bermaksud apa-apa. Pertanyaan tadi keluar begitu saja dan jawaban Aldrich lah yang membuatnya terkejut. "Ap-pa? Kau bb-bilang apa tadi?" Untuk memastikan pendengarannya benar, ia bertanya lagi.
Aldrich menyadari ucapannya barusan. Pria tersebut merutuki dirinya sendiri. Mengapa ia bisa berkata demikian. Cengkeraman di lengan Aretha pun ia lepaskan. Aldrich menormalkan kembali wajahnya. "Bukan apa apa. Jangan anggap serius apa yang kukatakan tadi. Itu hanya refleks." Kemudian, pria itu masuk ke dalam.
Aretha masih mematung di tempatnya. Ada perasaan asing yang menjalar ke dalam hatinya. Perempuan itu menatap punggung Aldrich yang telah menghilang di balik pintu. Aretha menggelengkam kepalanya. "Apa yang kupikirkan ini? Tidak-tidak. Tidak mungkin dan tidak bisa." Ia pun masuk ke dalam.
Sejak perkataan tak terduga Aldrich, kedua orang itu merasa canggung. Bahkan saat di meja makan, baik Aretha atau Aldrich belum ada tanda tanda ingin memulai obrolan.
