Happy reading
Typo bertebaran!
*****
Adelia menatap sendu undangan pernikahan di tangannya. Hatinya terasa sesak membaca nama mempelai yang tertera di sana. Sahabat sekaligus pria yang ia cintai akan menikah dan menjadi milik orang lain. Itu artinya Adelia benar-benar tak memiliki kesempatan. Adelia menutup mata, menarik napas dalam lalu menghembuskannya perlahan, berharap rasa sesak di dadanya dapat berkurang walau hanya sedikit.
Apa aku sudah tak memiliki kesempatan?
Adelia tersenyum miris, selalu pertanyaan itu yang ada di benaknya. Jelas-jelas ia mengetahui jawabannya tetapi hatinya masih menolak fakta yang ada. Jauh di lubuk hatinya, Adelia masih mengharapkan kesempatan untuk memperjuangkan cintanya. Untuk ke sekian kali ia ditampar oleh kenyataan, pria yang dicintai hanya menganggap Adelia sebagai sahabat. Dapat disimpulkan bahwa sedari awal Adelia memang tak memiliki kesempatan.