Paula melirik ke arah Aldrich. Rasa ingin memeluk dan bercengkerama dengan ayahnya terasa kian besar. Akan sangat menyenangkan jika ia bisa mengakrabkan diri dengannya, tapi melihat respons Aldrich yang menjaga jarak dengannya, membuat hati Paula sedih.
"Jangan sedih Paula! Daddy sudah berbaik hati untuk menjemputmu. Jika kau minta yang lebih dari ini, daddy akan marah padamu," batin Paula.
Anak perempuan itu melihat ke luar jendela. Menikmati pemandangan pohon di sisi kanan dan kirinya. Tak jauh di depan sana, Paula melihat wanita yang pernah mengantarnya pulang.
"Itu kan ...." Paula melihat ke arah Aldrich. "Daddy, bisa kah kita berhenti?"
Pertanyaan tiba-tiba membuat Aldrich sekilas menoleh. "Kenapa? Mommymu minta agar kau langsung pulang atau dia akan marah padamu."
Paula mengangguk kecil. "Aku tahu, tapi Daddy, aku melihat wanita yang pernah menolongku. Dia mengantarkanku sampai rumah. Aku ingin bertemu dengannya sekali lagi."