"Kenapa wajahmu kesal seperti itu?" tanya Aldrich yang baru saja tiba dari toilet. Sebelum dia pergi, wajah Jennifer tampak baik baik saja. Malahan cenderung ceria.
"Aku kalah. Kau tahu kalung yang aku inginkan? Aku tidak mendapatkannya." Mengingat bagaimana pria tadi mengunggulinya membuat Jennifer kembali meradang.
Ia kira tawarannya sudah yang paling tinggi, mengingat orang orang hanya diam saja. Namun, nyatanya Jennifer salah. Mungkin itu trik pria tersebut, mulai menawar saat semua orang menyerah.
"Lalu?" tanya Aldrich yang seolah olah tak melihat betapa kesalnya Jennifer.
"Lalu? Itu artinya aku tidak mendapatkan kalung itu. Justru orang lain yang mendapatkannya. Kau tahu, Al, aku bahkan telah menyiapkan tempat khusus untuk benda itu di rumah, tapi malah aku tidak dapat!" Helaan napas kasar Jennifer terdengar jelas di indra pendengaran Aldrich.