Jennifer mondar-mandir di pintu depan rumah. Ia sesekali melihat ke arah gerbang. Ia menunggu Aldrich kembali, tetapi pria itu tak kunjung datang.
Detektif yang disuruhnya pun belum ada kabar sampai sekarang. Entah apa yang dilakukan pria itu. "Awas saja kalau detektif itu tidak memberikan kabar apa pun. Aku tidak mau membayarnya penuh."
Sebetulnya ia tidak begitu peduli dengan Aldrich. Mereka menikah hanya karena bisnis semata. Meskipun begitu, Jennifer tak akan membiarkan pria tersebut memiliki perempuan lain selain dirinya. Apalagi sampai memiliki anak. Bisa-bisa harta Aldrich dibagi-bagi.
Mobil hitam memasuki pekarangan rumah. "Itu mobil Aldrich," ucapnya pelan. Ia segera merapikan rambutnya---meskipun sebenarnya sudah rapi. Jennifer tersenyum ke arah Aldrich dan bergelayut manja di lengan pria itu. "Akhirnya kau pulang," ujarnya dengan nada dibuat-buat"
"Memangnya Kenapa? Tumben kau menungguku?"