Happy reading.
*****
Aldrich hanya menatap Aretha datar. "Aku sudah mengatakannya padamu, bukan? Diam dan nikmati!"
"Pria tidak waras!" rutuknya dalam hati. Ia membuang pandangannya ke arah lain. Kini pikirannya semakin berkecamuk.
Aretha semakin ketakutan kala Adolf kini berpindah menjadi duduk di sampingnya. Pria itu masih setia dengan tatapan lapar. Sebisa mungkin Aretha tidak memberikan respon, baik perkataan maupun ekpresi.
"Mengapa kau tidak tersenyum, hm?" Adolf menyentuh dagu Aretha lembut. Mencoba membuat perempuan di sampingnya ini menatapnya. "Bagaimana kalau malam ini kita bersenang-senang?" Tangannya mulai turun ke leher dan lengan Aretha, mengusapnya perlahan.
Aretha tetap diam. Di dalam hatinya ingin menyingkirkan tangan kotor Adolf dari tubuhnya.
"Akan kutunjukkan kamar istimewa di club ini. Kau bisa membawanya ke sana," ujar Aldrich yang menatap mereka berdua sedari tadi.