Mobil hitam milik Aldrich sampai di sebuah bangunan tua di dalam hutan. Meskipun begitu, tempat itu terawat dengan baik. Terbukti taman di sana tampak lebih rapi dari sebelumnya.
Penjaga yang melihat tuannya datang segera membukakam pintu lalu menunduk hormat. "Selamat datang Bos."
Aldrich turun dari mobil. Ia merapikan jasnya. Manik abunya menatap bangunan di depannya dengan senyum penuh arti. Ia kemudian masuk ke dalam.
Suasana di dalam tampak tak bersahabat bagi orang awam. Di sana terdapat banyak anak buah Aldrich yang bertato dan berbadan besar serta tinggi. Seolah mereka bisa meremukkan tulang hanya dengan mencengkeramnya saja. Ditambah juga penerangan yang remang-remang membuat suasana semakin mengerikan.
"Bos," panggil salah-satu anak buahnya yang menunduk hormat.
"Di mana pengkhianat itu?" tanya Aldrich tanpa basa-basi dengan raut dingin tak bersahabat. Rahangnya tampak mengeras kembali disertai otot-otot leher yang mulai mencuat.