Evan masuk ke dalam ruangan Aldrich dan melihat pria itu masih berkutat pada berkas-berkas yang menumpuk.
"Apa kau tidak tahu caranya mengetuk pintu?" ujar Aldrich tanpa mengalihkan pandangannya.
"Kau ini sama sekali tidak berubah ya. Masih kaku pada teman sendiri." Evan mendengkus. Pria itu duduk di sofa lalu ia mengangkat kakinya dan meletakkan di atas meja.
Aldrich menoleh pada Evan. "Kau juga tidak berubah. Masih bertingkah kurang ajar di perusahaan milik orang lain."
"Heii, bukannya begitu. Ini adalah kantor milik teman baikku yaitu Aldrich Nelson. Ya, aku akan bersikap santai." Evan merentangkan kedua tangan pada sisi masing-masing sofa. "Empuk sofanya. Kau pasti sangat betah 'bermain' dengan sekretarism itu." Evan menaik turunkan alisnya. Mencoba menggoda Aldrich.
Detik selanjutnya, sebuah pulpen mengarah ke arah Evan. Dengan sigap, ia menghindar. "Aku hanya bercanda. Santai saja, kawan."