Begitu sampai di depan pintu kamar Maura, David berhenti sejenak, menarik napas panjang, dan mengetuk pelan sebelum membuka pintu. Di dalam, Maura terbaring dengan wajah pucat, namun senyum manisnya masih menyambut David.
"David," suara Maura terdengar lemah namun hangat, "Aku senang kamu datang."
David tersenyum, meletakkan bunga di meja samping tempat tidur. "Aku akan selalu datang untukmu, Maura."
Mereka berdua berbincang ringan untuk beberapa saat, menghindari topik yang terlalu berat. Maura berusaha menunjukkan sisi cerahnya meski tubuhnya tak sekuat dulu. David tetap di sampingnya, mengawasi setiap gerakan dan senyumnya dengan hati yang penuh kekhawatiran.
Setelah beberapa waktu, suasana hening menyelimuti ruangan. David tahu ini adalah saat yang tepat. Dengan hati-hati, ia menggenggam tangan Maura, menatapnya penuh kelembutan.