Linda terkejut mendengar tawaran itu, tapi dia tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja," jawabnya lembut, meski ada sedikit rasa gugup. Theo memberi ciuman singkat di puncak kepalanya sebelum berjalan ke arah Dava di kebun belakang.
Adel, yang melihat interaksi mereka, tersenyum lembut. Dia kemudian melirik Linda. "Mari, Linda, duduk di sini," katanya sambil menunjuk ke kursi di dekat dapur. "Aku sedang ingin membuat sedikit camilan, mungkin kita bisa ngobrol sambil memasak."
Linda dengan sopan mengiyakan dan mengikuti Adel ke dapur. Dapur rumah itu besar namun terasa sangat nyaman, dengan sentuhan kayu alami di seluruh ruangan.
Di sudut dapur, terlihat beberapa bahan yang sudah dipersiapkan, seperti sayuran segar dan adonan tepung yang masih menunggu untuk diolah.
Adel mulai berbicara sambil mencuci tangan, mengajak Linda masuk ke dalam percakapan yang terasa ringan. "Theo tadi bilang kau pandai memasak, benar?" tanya Adel dengan senyum hangat.