Dava turun ke bawah. Di sana sudah ada Anita yag sedang duduk di sofa sambil melihat layar ponselnya. "Mom, kenapa dia ke sini di saat seperti ini sih," batin Dava.
Dava menghampiri Anita. "Mom, tumben datang ke sini."
Anita berhenti menatap layar ponsel dan bralih pada Dava. Ia memicingkan mata dan beiri. "Sebelumnya kan mom memang sering berkunjung tanpa pemberitahuan dan kalau dulu malah bilang, 'syukurlah mom datang.', tapi sekarang ...."
Dava tahu betuk apa arti dari tatapan Anita. Ia meneguk ludahnya dengan susah payah. Jika begini, kecil kemungkinan untuk bisa lolos dari 'pendeteksi kebohongan' Anita.
"Bukan begitu Mim. Aku hanya terkeju saja. Oiya, Mom kan dulu pernah bilang jika seandainya aku mmeiliki istri lagi, maka Mom akan jarang mengunjungiku. Mom ingat kan?"
Di detik detik terakhir Dava berhasil membuat alibi yang dulunya merupakan ucapan Anita.
"Semoga Mom percaya," ucapnya dalam hati.
