Adel menatap ponselnya. Ada suatu pengharapan kalau Dava akan mengiriminya pesan atau berkunjung dengan membawa Theo, tapi semenjak ia melihat Dava dengan wanita asing itu, Dava tak pernah lagi mengiriminy pesan atau bahkan datang langsung.
Adel duduk di sofa. Ia mengembuskan napasnya berat. Ia menaruh benda canggih itu di atas meja. "Memangnya apa yang aku harapkan dari Dava? Dan kenapa juga aku berharap lebih padanya? Seharusnya aku bisa berpikir kalau Dava akan mendapat wanita yang lebih baik lagi." Adel menyenderkan punggungnya.
Ia memejamkan matanya. Kilasan kilasan memorinya bersama dengan Dava serta Theo berputar silih berganti di pikirannya.
Sekarang ia mengetahui kalau dirinya benar bnar jatuh hati pada Dava. Kalau ia tak jatuh hati pada duren kaya itu maka Adel tak akan merasa kesal tatkala Dava bersama wanita lain.