•note : Hujan luka dengan tetesan lara. Aku masih menyimpan harapan di balik pahitnya kopi tanpa adukan gula.
"Lo, beneran nggak papa?" tanya Anka untuk kesekian kalinya. Cowok dengan mata was-was itu terus memperhatikan gerak gerik sang gadis yang duduk bersandar di sofa sembari memijit kepalanya.
Caca menggeleng, "aku nggak papa, An, aku baik-baik aja," jelasnya walaupun dari perkataan tersebut, dirinya jauh dari kata 'baik-baik saja.'
Terkadang, membohongi diri sama saja melukai hati dengan di sengajai. Berpura-pura bahagia lebih parah lagi, di saat masalah datang lalu menerjang, seseorang masih bisa tertawa di atas menderitannya yang ada, seolah dirinya paling tersakiti lalu berkata bahwa ia bahagia, padahal jauh dari kata tersebut.
Anka mendengus, dia mendekat lalu mendekap sang kekasih.
"Gue, nggak percaya," ucapnya.
Cukup lama di dalam keheningan, tubuh Caca kembali drop. Gadis itu meringis memegangi kepala dan perutnya yang belum di isi sama sekali.