Chereads / Anka: Love Is Not Over / Chapter 10 - Pagi Yang Cerah

Chapter 10 - Pagi Yang Cerah

•note: cara buat kamu tertawa gimana sih? Kok aku selalu gagal dan cuma kelihatan kayak orang bodoh kalau mencoba ngelawak.

Caca memandang hasil buatan tangannya dengan senyuman yang lebar, lalu menghirup aroma nasi goreng yang dia buat.

"Ah... Enak nih pasti!" ujarnya lalu menutup kotak bekal itu.

"Oke, saatnya ke sekolah! Pasti ayang beb Anka suka nih, kalau nggak suka, nggak papa juga, mayan buat makan siang," kekehnya lalu memasukan bekal tersebut ke dalam tas.

"Loh non dari tadi ke dapur?" tanya bik Siti, pembantu di rumah Caca.

Gadis itu mengangguk, "iya bik, aku buat nasi goreng,"

"Lah kok non nggak bilang kalau mau nasi goreng?"

Caca menyengir, "Caca mau buat sendiri bik, biasa, ngasih pacar," ujarnya menaikturunkan alisnya kemudian mengambil tangan bik Siti lalu menyaliminya.

"Caca pergi ya bik, papai!!" gadis mungil tersebut berlari dari dapur untuk berangkat sekolah karena supir pribadinya yang baru sudah menunggu sejak tadi.

Semalam saat di jemput oleh papanya, papanya sangat khawatir dan panik. Beliau takut jika Caca terluka.

Tapi pagi-pagi hari tadi, Caca di kaget kan dengan seorang pria paruh baya memakai baju supir di depan pintu utamanya. Dan kata papa dan mamanya itu adalah supir pribadinya.

"Sudah siap non?" tanya supir tersebut ketika Caca setelah selesai memakai sealbeat.

"Udah, pak! Gass!!!"

Mobil tersebut keluar dari pekarangan rumah Caca yang begitu besar, ya biasa lah anak orang kaya.

Sesampainya di sekolah, Caca turun di depan gerbang, dia pamit pada supirnya itu dan masuk kedalam sekolah tak lupa juga menyapa satpam sekolahnya yang super duper ramah.

"Pergi ke pasar ketemu jaskia gotik, eh ada Caca yang cantik," pantun satpam tersebut yang bernama pak Guntur.

"Kyaa, cie bapak pantunin saya, Bu Ema kapan pak di pentunin?" goda Caca, gadis itu memang sering menggoda pak Guntur, apalagi tahu jika pak Guntur naksir sama Bu Ema.

"Nggak ah, malu bapak,"

"Cie bapak... Cieeee... Ah cieeee prikitiw!" Caca terus menggoda satpam sekolah itu.

"Ya udah pak, saya mau ke kelas dulu," pamitnya Kemudian berlari kencang meninggalkan pak satpam tersebut.

Sedangkan pak Guntur menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak heran dengan sifat petakilan dan jahil dari seorang Caca.

"Good morning everyone!! Caca is in class today! so everyone should be happy okay!" serunya ketika masuki kelas yang hanya ada lima orang teman sekelasnya saja.

"Sehat Ca?" tanya salah satu dari mereka.

Sementara Caca menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian menyengir lebar, "hehe, aku kira tadi udah ramai banget, ternyata cuma kalian doang,"

"Nggak penah bener nih anak," ujar siswi satunya lagi.

Caca pergi ke bangkunya, gadis itu menyimpan tasnya dengan hati-hati, dia takut jika bekalnya berantakan kalau di banting seperti biasa.

Padahal tadi udah lari-lari, sama aja elah. Caca, Caca.

"Kayaknya ada roman lagi seneng nih," ujar seseorang yang baru saja masuk menginjakkan kakinya ke dalam kelas IPS. Dia Wendy, sahabatnya Caca.

"WENDY! SAYANG!!!" teriak gadis mungil itu berlari dari bangkunya dan langsung memeluk Wendy yang tidak siap alias kaget.

"Elah nih anak, kirain mau ngapain tadi," Wendy membalas pelukan Caca yang begitu gemas ini karena tinggi, Caca hanya sebatas telinganya saja.

"Lo kok makin pendek dah, Ca," ujarnya berusaha melepaskan pelukan yang sangat erat dari Caca.

Gadis itu merungut kesal, dia memonyongkan bibirnya ke depan.

"Kok kamu gitu sih Wen?"

"Dih baperan lu!" Wendy mendorong kepala Caca pelan lalu melewati gadis itu untuk kebangku nya. Caca dan Wendy itu sekelas dan mereka semeja juga.

Udah seperti perangko bukan?

"Tumben tas Lo rapi di atas meja? Biasanya nggak ke kursi ke lantai," cibir Wendy melihat tas Caca yang tersimpan rapi di atas meja.

Caca mendaratkan bokongnya lalu menyengir, "ada sesuatu yang aku bawa untuk Anka, jadi nggak boleh rusak atau berantakan,"

"Paan tuh?" tanya Wendy hendak mengambil tas gadis itu namun langsung di tepis tangannya.

"Elah Lo mah!"

"Kamu nggak boleh lihat! Nanti bukannya cuma lihat kamu bakal habisin!" sungut gadis tersebut mendengus.

"Oh jadi Lo bawa makanan, minta dong!" pintanya, tidak serius sih, hanya mau menggoda Caca saja, siapa tau kan di kasih beneran. Tau lah Caca ini selain petakilan dan berisik polosnya minta di gampar.

"Gak! Kamu nggak boleh minta! Ini buat ayang Anka dan hanya dia yang boleh makan! Kamu beli aja sana sendiri!"

Uh jahat, Wendy pura-pura tersakiti, gadis itu memegang dadanya dan mengubah ekspresi wajahnya menjadi sedih, "huhu... Caca jahat huhu... Caca jahat sama Wendy,"

Sementara siswa-siswi yang duduk barisan belakang memandang keduanya tidak heran lagi, siapa sih yang paling ratu drama di sini jika bukan keduanya?

"Ih, Wendy jangan nangis dong, kan aku nggak mau kasih kamu nasi goreng buatan itu karena aku buatnya pake cinta untuk Anka,"

"Akh! Dada aku sakit... Caca jahat huhu..." semakin jadi lah Wendy berpura-pura menjadi orang yang paling tersakiti di dunia ini.

"Ih besok aku janji deh buatin kamu,"

Caca yang bego plus tolol pun percaya-caya saja jika Wendy benar-benar sedih. Hadeh... Polos apa tolol sih ini?

Terlihat dari raut wajahnya yang sedih, Caca mengelus punggung Wendy yang masih bermain aktingnya. Cocok dah jadi pemain azab di Indosiar.

"Janji ya Ca," Wendy pura-pura menghapus air matanya dramatis padahal nggak ada sama sekali.

Wendy yang licik dan jahil, di tambah Caca yang polos, bego, tolol dan mudah tertipu. PERTEMANAN YANG SANGAT SALING MELENGKAPI! PERLU DI KASIH JEMPOL BINTANG TUJUH!

Sementara Anka and the geng baru datang dengan motor besar mereka. Spontan membuat yang lain menoleh kagum dan iri. Huh! Siapa sih yang nggak mau jadi seperti mereka? Apalagi yang laki-laki.

Dan saat Anka membuka helm, seperti ada slomotion, laki-laki itu menyugar rambutnya ke atas hingga membuat ketampanannya berkali-kali lipat. Para gadis yang melihat hal itu matanya membola dan mulutnya terngaga.

"KYAAAAA!!!!! GANTENG BANGET YA AMPUN JODOH AKOH!!!" teriak mereka heboh.

"Ih calon suami!!"

"Anka huhu!!! Jadi pacar aku yuk!"

"Anka huaa... Dedek pengen dipacarin!!"

Dan lain sebagainya, Galih dan Kelvin jadi kaget sendiri. Padahal ini adalah hal biasa yang sering mereka lihat, kenapa masih heboh?

"Gila fans Lo agresif banget An, ngeri gue," Galih mengirdik ngeri melihat para gadis pemuja ketampanan yang di miliki oleh Anka Saputra, si the most wanted.

"B aja," sahut Anka bodo amat, laki-laki itu turun dari motornya kemudian pergi meninggalkan kedua temannya itu.

"Ck! Ck! Ck!" Galih menggeleng-gelengkan kepalanya sambil melihat punggung Anka yang mulai menjauh.

"Memang bener-bener bekerja bulu perindu nya ya!"

Plak!

Kelvin memukul kepala Galih dengan helm, "ngomong yang bener, jangan ngang, nging, ngung! Mau saya sabit pake keranjang?!"