Boby mendesah gemetar, begitu asyik melihat Larry dalam cahaya senter yang tajam, dia hampir tidak menyadari bahwa tetesan air yang gemuk mengalir di sisi kepalanya yang dicukur dan di bawah kerahnya. Kelembaban membuat wajah Larry sendiri bersinar seolah-olah tertutup embun pagi, rambut cokelat yang belum rata karena hujan, mata bersinar pada Boby seolah-olah dia adalah orang terakhir yang tersisa di dunia. Atau setidaknya satu-satunya yang penting.
Boby akan melindungi Larry dengan cara apa pun.
"Hanya kau dan aku," ulangnya, diliputi oleh kesadaran betapa sakitnya dia sepanjang hari terhadap makhluk tampan ini yang hanya mencoba melewatinya.
Larry menarik kerah T-shirt Boby untuk menariknya ke dalam ciuman, dan seolah-olah dia malah menarik hati Boby, dengan seutas benang menempel di jari kelingking Larry.
"Aku basah kuyup," kata Larry sambil tersenyum begitu bibir mereka akhirnya berpisah, ciuman permen karet dan hujan.
