Kabar Dea bersama Abi di Bali begitu cepat sampai di telinga Rea. Wanita itu bergegas menemui suaminya di kantor pusat. Rea benar-benar tidak habis mengerti dengan jalan pikiran dua manusia itu. Terlebih Dea. Ah, Rea sudah sangat percaya padanya. Rasanya sulit dipercaya Dea tega melakukan ini dan membohongi semuanya.
"Bang, kamu harus bawa Dea kembali," ujar Rea begitu dia membuka pintu kantor suaminya.
Satria yang sedang menekuri pekerjaannya mendongak. "Ruben sudah memberi tahumu?" tanya Satria menatap kegusaran istrinya.
Rea mengangguk dan duduk di kursi tamu di depan meja Satria. "Mungkin kita bisa menyelamatkan rumah tangga mereka."
Satria tampak mengembuskan napas. "Setelah aku pikir-pikir mungkin kita nggak perlu ikut campur urusan mereka," ucapnya sembari menutup laptop.
Rea menyipitkan mata mendengar perkataan suaminya. "Kok gitu? Memang kamu mau melihat rumah tangga mereka hancur? Dea adik kamu loh, Bang."