"Kamu di mana?"
Suara Abi terdengar bersemangat saat Dea meneleponnya.
"Aku masih di apartemen. Bi, sori kayaknya hari ini aku nggak bisa datang ke kampus," ujar Dea pelan.
"Terjadi sesuatu?" tanya Abi di ujung sana.
Dea menggeleng. "Nggak ada apa-apa. Aku cuma mau ke dokter aja."
"Kamu sakit lagi?"
Dea tidak salah mendengar kan? Nada bicara Abi seperti orang khawatir.
"Oh, enggak. Aku baik. Aku mau bertemu dokter kandungan, Bi."
"Ka-kamu hamil?" tanya Abi terdengar syok.
"Enggak. Jangan potong terus dong," ujar Dea jengkel. "Aku cuma mau konsultasi.".
"Oh, sama suami kamu?" tanya Abi lagi di sana.
"Iya, dia yang mengajakku. Nggak apa-apa kan kalau kita perginya besok aja. Kamu kan jadi bisa kuliah pagi." Meski menyebalkan, Dea yakin Abi mau mengerti.
"Oh, oke."
Dea teringat kabar dari Tata. Perlukah dia menanyakan ini? Mungkin perlu agar beritanya tidak simpang siur.