Abi tersenyum menyaksikan Dea berkutat di depan layar laptop. Sebuah kacamata bertengger di hidung gadis itu yang tidak besar juga tidak kecil. Sesekali matanya menengok ke samping kanan, kepada sebuah buku yang dia buka lebar-lebar. Usaha gadis itu patut Abi acungin jempol. Setelah beberapa hari lalu judul proposalnya disetujui jurusan dia mulai bekerja keras. Selain bolak-balik menemui dosbim, Dea menghabiskan banyak waktu juga bersama Abi.
"Udah jadi?" tanya Abi seraya meletakkan sebuah cangkir di atas meja.
"Sebentar lagi," sahut Dea tanpa berpaling dari layar laptop. Jarinya yang lentik masih menari-nari di atas keypad. Namun, tidak berapa lama dia menoleh. "Sebelum aku serahin ke dosbim. Kamu cek dulu ya."
Abi yang sedang menyesap isi cangkirnya mengangguk pelan. "Kamu minum itu dulu."