"Tipe rumah apa yang lo cari?"
"Nggak perlu terlalu luas sih. Yang penting ada halaman samping, depan, dan belakang? Dua lantai nggak usah tinggi-tinggi."
"Kayaknya gue punya deh rekomendasi."
Teman-teman Nicko tahu kalau lelaki itu sudah tidak tinggal di mansion lagi. Sebenarnya bukan hal yang sulit menemukan rumah. Wijaya grup memiliki perusahaan properti besar yang bahkan melingkupi Asia Tenggara. Nicko tinggal tunjuk kalau dia mau tanpa pusing-pusing mencari rumah sendiri. Namun, tentu saja Nicko tidak mau. Dia ingin membeli rumah dari hasil kerjanya selama ini.
"Nyokap lo kok tega banget ngusir lo sih, Nick?" tanya Virza, sembari mematikan bara pada puntung rokoknya yang sudah pendek. Dia menggesek-gesek ujung rokok ke permukaan asbak.
"Nyokap masih syok sama pernikahan gue. Dia itu ngarepnya Mariana yang jadi mantu," sahut Nicko. Lantas menarik napas panjang memikirkan itu. Karla merasa bersalah sekali dalam hal ini.