Luna terbengong ketika mendapati wanita cantik bermata biru mendatangi kantornya. Secara otomatis tangannya menggapai tablet dan memeriksa jadwal bosnya yang mungkin saja dia lewatkan.
Luna memastikan apakah Nicko memiliki jadwal meeting dengan PT. Makmur Abadi. Namun, setelah dia teliti tidak ada jadwal hari ini meeting bersama mereka.
"Nick ada, kan?"
Luna mendongak ketika pada akhirnya Karla berdiri di depan mejanya.
"Pak Nicko ..."
Rasanya malas memberi tahu keberadaan Nicko kepada manusia cantik bermata biru itu. Tampang memang bisa bikin iri setiap wanita yang memandang, tapi sayang kecantikannya itu malah digunakan ke jalur yang tidak benar.
Merayu Nicko yang jelas-jelas sudah memiliki tunangan.
"Iya, Nicko. Bos kamu. Siapa lagi?"
"Pak Nicko dia ..."
Suara interkom yang tiba-tiba bunyi mengalihkan perhatiannya. Luna lebih memilih mengangkat panggilan itu daripada menjawab pertanyaannya Karla.