Mariana menepikan tubuhnya di balik dinding. Dia yang berencana akan keluar dari rumah melalui pintu belakang urung saat mendengar suara tangis seorang perempuan. Dia bersembunyi di balik pintu dan mendengar percakapan itu.
"Aku minta maaf, Kak. Aku nggak bisa mengendalikan diri. Maaf, udah bikin Kak Nicko bingung. Kak Nicko nggak usah mikirin aku."
Suara di tengah tangis itu Mariana hapal milik siapa. Itu suara Maya. Masalahnya apa yang terjadi dengan mereka berdua?
"Aku yang harusnya minta maaf karena udah nyakitin kamu, Maya. Aku egois dan nggak mikirin perasaan kamu saat bertindak."
Sekarang Mariana mendengar suara Nicko yang terdengar sangat bersalah. Dia makin mengernyit dan bingung. Harusnya Mariana pergi saat itu juga, tapi rasa penasaran mengalahkan etika. Bahkan kakinya saja sulit dia gerakan. Jadi, alih-alih menjauh dia terus mendengar percakapan antara Nicko dan Maya.