Virza melirik beberapa kali jam tangannya. Sebentar lagi pesawatnya take off. Namun, dia enggan masuk gate. Dia duduk gelisah sejak tadi. Kadang berdiri dan menengok ke arah pintu keluar.
"Cia nggak ke sini kali, Za," ucap Yudha yang merasa gerah melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Dia bilang mau ke sini," sahut Virza kembali menoleh ke arah pintu masuk bandara.
"Telepon coba."
"Udah, tapi nggak diangkat-angkat."
Yudha mengembuskan napas. Sejak peristiwa di peternakan, Virza terus saja mengejar Cia, padahal Cia sudah sering menolaknya. Ternyata sahabatnya itu lumayan bebal untuk urusan asmara.
"Coba telpon, Nick. Kali aja kalau yang telepon lo bakal diangkat," pinta Yudha kepada Nicko. "Gue rasa sih Cia lupa kalau hari ini lo berangkat, Za," lanjutnya dan beranjak duduk di sisi Virza.
"Nggak mungkin dia lupa. Gue baru ngomong sama dia semalam."
"Telepon gue juga nggak dia angkat. Kayaknya dia lagi nggak pegang ponsel," ucap Nicko menunjukkan ponselnya.