Gerald membuka jendela kamar sedikit. Namun, dia menutupnya kembali sebelum sempat melihat keadaan di luar jendela. Hawanya sudah nggak enak. Dia kembali mengamati isi kamar. Dindingnya merah bata. Seperti memang sengaja dibuat dinding yang nggak ditempel adonan pasir. Tapi, bedanya dinding bata itu rapi dan teratur. Ciri khas bangunan vila. Tidak terlalu banyak ornamen yang menempel. Hanya ada beberapa lukisan yang digantung. Sebuah meja dan kursi ada di pojok depan tempat tidur. Di sebelah meja itu ada lemari kayu. Gerald berjalan mendekati lemari itu, dan membukanya. Kosong. Dia bisa meletakkan barang bawaannya di sana.
"Za, cewek tadi yang namanya Maya cakep juga ya," ujar Yudha kembali duduk.
"Biasa aja sih, masih cakep juga Rosa. Iya nggak, Ger?" Virza masih saja sempat menggoda Gerald. Namun, Gerald tampak tak peduli.
"Eh, Maya itu memiliki wajah original. Itu wajah cantik alami yang malu-malu gemesin. Poles dikit bakal bikin lo terheran-heran, gue yakin."
