Karla terus menyusut air matanya begitu keluar dari kedai kopi. Sudah banyak tisu yang terbuang sejak tadi. Nicko yang berusaha menenangkannya pun sampai kebingungan sendiri. Dia belum bisa mengajak Karla kembali ke ayahnya ketika cewek itu terus saja menangis.
"Udah dong, Kar. Nanti ayah lo nggak jadi kirim lo ke Irland kalau liat lo nangis gini," ujar Nicko.
"Gue kan lagi sedih, Nick," sahut Karla tersendat.
"Iya, gue tau. Tapi udah ya. Bentar lagi lo bakal masuk gate dan pemeriksaan. Jangan sampai Om Jason berubah pikiran."
Karla mendorong bahu Nicko sebal. "Gara-gara lo sih gue jadi sedih begini."
"Iya, gue cuma pesen doang ke lo. Malah mewek. Udah ya, nangisnya. Hidung lo jadi jelek."
"Nicko!"
Nicko terkekeh melihat hidung lancip Karla memerah. Dia menggandeng tangan Karla kembali ke ayah mereka.
"Kalian ke mana aja?" tanya Sinta begitu mereka kembali.
"Beli minum sebentar, Bi," sahut Nicko. Mengajak Karla duduk.