Serena menekan dadanya yang bergejolak. Demi apa Rama mengundangnya ke acara spesialnya itu? Bukan kah itu artinya dirinya lelaki itu anggap spesial juga?
Dia menarik napas panjang. Sejujurnya dia hampir saja menjerit saking senangnya.
"Halo, Serena? Kamu masih di sana kan?" tanya Rama.
Serena masih belum bisa menjawab. Dia masih sangat excited. Kepalanya bahkan sudah mulai berpikir baju apa yang akan dia kenakan nanti.
"Sori, kalau kamu nggak bisa juga nggak ap—"
"Bisa! Siapa bilang nggak bisa?" Serena buru-buru memotong ucapan Rama. Dia merutuki dirinya sendiri yang malah excited sebelum menjawab undangan Rama.
"Bisa ya? Oke, kalau begitu nanti akan aku kabari lagi waktunya."
"Oke, Kak. By the way, selamat ya sudah lulus sidang skripsi," ucap Serena malu-malu, padahal demi Tuhan, Rama nggak ada di depan cewek itu.
"Iya, makasih, ya."
Serena menari-nari sendiri begitu panggilan telepon berakhir. Dia berputar-putar mengelilingi kamar.
"Pinjam laptop dong, Kak."