Nicko pulang malam lagi karena dia harus ikut rapat perusahaan. Masalah tadi siang lumayan menyita waktu dan pikirannya. Hampir-hampir dia menyerah dan minta kepada ayahnya untuk lepas proyek itu. Baru pertama belajar Nicko sudah diminta untuk pegang proyek perumahan modern. Mulai dari cari tanah dan deal harga, dia ikut turun tangan. Nicko berharapnya bisa masuk ke usaha ritel bukan properti. Tapi, sepertinya Satria tidak mengindahkan.
Nicko sudah dapat tanah yang cocok dan deal yang bagus soal harga. Tapi, karena bentuk tanahnya tidak rata, dia harus melakukan pengarugan terlebih dulu. Proses itu sebentar lagi selesai, tapi tiba-tiba dia diberitahu kalau tanahnya itu bermasalah. Tanah yang dia beli merupakan tanah sengketa. Nicko pusing tujuh keliling dibuatnya. Dan, yang lebih tambah syok dia dapat kabar lagi bahwa sertifikat tanah itu ternyata palsu. How can?