Glenca langsung menjatuhkan kepala ke atas meja begitu Felix pergi. Ada saja cara pria itu untuk membuatnya luluh kembali. Namun, Glenca tidak mau begitu saja menerima. Dan memang tidak akan pernah menerima. Baginya mencintai Felix adalah kesalahan. Seberapa pun tampannya pria itu jika pernah berselingkuh, Glenca tidak akan pernah memaafkan. Hah, cukup sekali Glenca menjadi orang bodoh, dia bukan tipe wanita yang mau saja jatuh kedua kali di lubang yang sama. Jadi, percuma saja jika Felix terus membujuknya. Sekali pun belum ada Axel di hidupnya, Glenca tidak pernah bermimpi untuk kembali lagi pada pria itu.
Kepala Glenca terangkat saat dering panggilan pada ponselnya berbunyi. Dia sedikit mengerutkan kening ketika melihat nama Axel muncul di layarnya. Apa ini hanya kebetulan? Glenca selalu merasa Axel di sana tengah mengawasinya. Dia menggelengkan kepala cepat, sebelum menggeser ikon hijau.
"Ya, Xel?"
"Pukul berapa aku harus menjemputmu, Sayang?"