Axel membawa Glenca ke salah satu restoran milik saudaranya. Yang biasanya menjadi ajang kumpul favorit acara keluarga besar. Seperti malam ini, acara perkenalan Glenca kepada sang papa pun dilakukan di restoran dua lantai tersebut.
"Ayo, kita turun. Kita lihat apakah Tuan Barata beserta istri masih menunggu kita?" ucap Axel begitu menghentikan laju mobilnya di parkir restoran.
"Xel," tegur Glenca. Sejak perjalanan tadi wanita itu terus merapal doa agar acara kali ini berjalan dengan lancar.
"Kamu nervous?" tanya Axel yang melihat Glenca masih belum mau melepas sabuk pengamannya.
"Menurut kamu?" delik Glenca sebal.
"Nggak perlu nervous, papaku nggak gigit kok, paling cuma nerkam."
"Xel!" muka Glenca makin berlipat.
Axel terkekeh seraya menepuk pelan puncak kepala Glenca. "Yuk, turun, nanti papa beneran pulang loh."
Glenca terkesiap lantas segera sadar waktu terus berjalan. Dia sudah datang terlambat, kalau terus berdiam diri bisa-bisa acara ini gagal.