Nicko tahu Karla menangis. Jejak air mata ada di pipi dan sudut mata cewek itu.
Karla secara otomatis mengusap sudut-sudut matanya dengan ujung jarinya. "Ngapain lo ke sini?" tanya Karla sedikit ketus.
"Mau mastiin lo baik-baik aja," jawab Nicko seraya terus mengamati wajah Karla. "Lo habis nangis?"
"Enggak. Siapa yang nangis? Gue cuma ketiduran."
Nicko mengangguk. "Kenapa sih sampai harus bolos pelajaran segala?" tanyanya lagi.
Karla melirik Nicko dengan pandangan kesal. Cowok itu tidak pernah tahu kalau hatinya sedang tersentil karena ucapan Virza. Karla seolah ditampar kenyataan bahwa dia bukanlah siapa-siapa bagi Nicko. Tidak ada yang spesial antara dirinya dan Nicko. Dan, dia tidak punya hak apa pun atas Nicko, bahkan cemburu pun tak boleh.
"Gue lagi males aja. Udah sih, ngapain lo ke sini. Sana pulang, bukannya lo ada janji sama temen-temen lo?" usir Karla melengos. Jangan karena hal ini dia akan mendapat omongan yang tidak enak lagi dari teman-teman Nicko.