"Jill bahkan tidak mau aku dekati," ucap Eve dengan kepala menunduk. Matanya terasa memanas. Saat dia menemui Jill, anak itu hanya diam memandangnya dengan tatapan datar. Tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Eve mengartikannya bahwa anak itu tidak senang bertemu dengannya.
"Semua memang salahku karena meninggalkannya. Tapi, Xel, aku ingin minta maaf. Dan, berharap dia mau memaafkanku. Aku juga ingin memeluknya."
Tangan Axel terangkat dan menepuk puncak kepala Eve. "Kita temui dia sekarang, yuk," ajaknya. Lalu menarik tangan Eve.
Jill menempati kamar yang dulunya adalah kamar milik Eve. Terletak di lantai dua dan memiliki teras balkon yang pernah menjadi salah satu sudut favorit wanita itu saat masih berada di sekolah menengah. Setelah melanjutkan kuliah di Jerman dan memilih menetap di sana, Eve tidak pernah lagi menempati kamar itu.
Axel mengetuk pintu berkelir putih di hadapannya. Tidak lama pintu itu terbuka, dan wajah cantik Jill tampak.