"Sekali lagi makasih ya, Nick. Lo selalu ada buat gue. Meskipun gue ngeselin. Tapi, sekarang gue sadar. Gue nggak akan begini lagi. Gue nggak akan repotin lo lagi. Gue akan belajar berbaur sama teman-teman lain. Biar nggak selalu ngekorin lo. Pasti itu bikin lo nggak nyaman. Maafin gue yang egois ya," ucap Karla dengan kepala yang masih bersandar di pundak Nicko.
Harusnya Nicko senang. Harusnya dia bahagia. Setidaknya bebannya berkurang kalau benar Karla mau mengubah segala kebiasaannya yang membuat dia repot. Tapi, kenyataannya mendengar itu malah membuat perasaan Nicko makin tak nyaman.
"Lo ngomong apa sih, Kar."
"Gue serius, Nick. Lo tenang aja. Karla si pengganggu nggak akan ngusik lo lagi. Karla si manja nggak bakal bikin lo repot lagi, udah saatnya gue bergaul dan membuka diri. Harusnya lo seneng dong dengernya. Kan ini harapan lo selama ini," ujar Karla tersenyum getir. Meski tidak yakin, dia harus bisa lepas dari bayang-bayang Nicko. Itu harus.