Axel menjauhkan wajahnya sejenak dan mengurai ciumannya. Tangannya bergerak melepas kacamata Glenca dan menyimpannya ke dasbor mobil.
"Ini mengganggu," ucapnya.
Mata Glenca mengerjap pelan. Dia masih belum sadar. Masih sangat syok karena kejadiannya begitu cepat. Menghindar pun tak sempat. Dan, sekarang saat Axel akan kembali mendekatinya barulah dia bisa mendapatkan kembali kewarasannya.
"Tu-tunggu." Dia menahan dada Axel. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Glenca dengan dada berdebar. Sekarang malah lututnya terasa lemas.
"Mencium kamu, memang dari tadi yang kamu rasain apa?" tanya Axel heran.
Rasa gugup menyerang. Glenca memanjangkan tangan mencari kacamatanya yang Axel simpan dengan gusar. "Aku mau turun."
"Hei, hei, Glen, santai, santai, ada apa?" Axel membantu Glenca menemukan kacamata.
Glenca menggeleng, dengan tangan bergetar dia mengenakan lagi kacamatanya. "Aku mau turun." Dia lantas bergegas keluar dari mobil Axel.