Sebisa mungkin Glenca menghilangkan rasa berdebar akibat ucapan Axel barusan. Walaupun ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena nyatanya dadanya masih berdegub kencang dan rasa penasarannya terasa makin mengembang. Tapi....
"Aku bawa mobil," sahut Glenca dengan nada dibuat sedatar mungkin. Ah, untung ini hanya pembicaraan via telepon. Glenca bisa sedikit terselamatkan karena Axel tidak bisa melihat reaksinya langsung.
"Tinggal saja di kantor. Nggak bakal ada yang ngambil kok. Tinggal kamu kunci saja. Nanti besok berangkat kerja aku anterin," ujar Axel memberi solusi yang bagi Glenca terdengar merepotkan.
"Nggak perlu. Aku akan pulang sendiri nanti."
Axel di sana terdengar menghela napas. "Baiklah, nanti kita bertemu di apartemen."
Sebenarnya Glenca ingin bertanya tentang seseorang yang ingin Axel Kenalkan padanya. Tapi, dia merasa gengsi. Dia tidak mau Axel tahu rasa penasarannya sudah sampai ke ubun-ubun.