Glenca melepas kacamatanya. Rasa lelah bergelayut. Dia menarik kedua tangannya ke atas kepala, meregangkan otot. Setelah itu tangannya dengan pelan memijit bahunya berganti kiri kanan.
Pijatan tangan sendiri tidak cukup membantu. Mungkin dia perlu menemui ibunya yang seorang dokter untuk sedikit memijat tubuhnya yang rasanya remuk redam. Bagaimana tidak? Nyaris tiap hari dia lembur. Jika bosnya pulang pukul lima sore, makanya dirinya akan pulang minimal pukul tujuh malam.
Glenca meraih ponsel dan membuka aplikasi chat. Ada beberapa chat masuk. Barisan paling atas ada chat dari Axel. Menyusul kemudian ibunya, lalu... Felix?