"Gimana, Glen? Kamu bisa kan?" tanya Rea begitu Glenca kembali ke kantor setelah mengikuti serangkaian tes di lantai lima gedung Wijaya Group.
Glenca meringis. "Bisa sih, tapi saya tidak tahu dengan hasilnya nanti. Bu Rea jangan terlalu berharap ya."
Rea mencebik. "Kok gitu sih? Kamu nggak sengaja biar nggak lulus kan?"
Glenca terkekeh pelan. Gimana ya?
"Saya sudah berusaha, Bu."
"Aku nggak mau kamu isi soal asal-asalan." Rea berdiri dari sofa lalu mendekati Glenca yang sudah duduk di balik meja.
"Asal-asalkan sih enggak, Bu. Saya isi sebisa dan seingat saya saja. Anda kan tahu sendiri modul kemarin itu tebalnya segimana."
Rea meringis. Glenca benar. Dia saja tidak yakin ingat semua isinya jika cuma dikasih waktu singkat seperti Glenca.
"Ya udah. Kita lihat hasilnya nanti. Lagi pula kamu sudah mengantongi vote aku yang 30 persen dukung kamu," ujar Rea mengedipkan sebelah matanya lantas beranjak masuk ke ruangannya kembali.