"Glen? Kamu nggak makan siang?" tanya Rea saat dia dan Satria baru keluar dari ruangannya.
Glenca meringis. "Iya, Bu, nanti. Tanggung saya selesaikan ini dulu," sahutnya menunjuk layar PC.
"Mau bareng kita?" tanya Rea menawarkan.
Glenca spontan mengangkat wajah dan menggeleng. "Nggak usah, Bu. Terima kasih. Saya lagi nitip makanan sama OB kok."
Rea mencebik dan mengangguk. "Oke, kalau gitu aku keluar dulu ya."
"Iya, Bu. Silahkan." Glenca mengangguk. Dia sempat melirik Satria yang berjalan di samping bosnya. Muka lelaki itu tampak masam. Namun, Glenca tidak peduli dan memilih melanjutkan pekerjaannya.
Sejak kejadian di Makassar, Glenca minim berinteraksi dengan Satria. Buat apa juga? Kelihatannya Satria juga tidak tertarik bersikap baik terhadapnya. Lelaki yang memiliki ego tinggi. Hanya perkara pura-pura lupa saja dia sudah seperti menjadi musuh.