Setelah beberapa lama, ciuman keduanya terurai. Rea lebih dulu mendorong dada Satria.
"Waktunya pulang, Bang."
Satria yang masih memeluk pinggang Rea mencebik. "Kita bisa main-main sebentar di private room itu."
Rea menggeleng dan melepas lengan Satria dari pinggangnya. "Sudah sore. Aku ingin mendengar anak-anak bercerita kegiatan mereka hari ini," ujarnya lantas kembali ke balik meja kerja untuk membereskan alat tempurnya.
"Hmm, oke."
Satria tidak bisa membantah soal itu. Me time dan ngobrol bersama anak-anak itu perlu. Rea sering uring-uringan jika melewatkan hal itu karena terlalu sibuk bekerja. Dan lebaynya, dia akan meratapi dirinya yang merasa belum baik menjadi seorang ibu. Hah! Dasar wanita.
Glenca sudah akan beranjak meninggalkan kantor saat pintu ruangan Rea terbuka. Dia sontak menoleh dan memutar tubuhnya. Tidak mungkin dia ngeloyor saja meninggalkan kantor tanpa menyapa bosnya terlebih dulu.