Dea sontak menoleh dan melihat Aiden tengah duduk di atas tempat tidurnya. Dia berbalik dan berlari untuk memeluk erat anak sulungnya itu.
Pipinya kembali basah karena tanpa sadar air matanya jatuh. "Mama nggak akan mungkin ninggalin kalian. Mama hanya pisah dari papa kalian. Bukan pisah dari kalian. Kalian itu tetap anak Mama," ucapnya lirih. "Maaf udah membuatmu berpikir begitu. Tapi percayalah sama Mama kalian akan tetap menjadi anak mama yang paling mama sayangi."
Dea melepas pelukannya dan merangkum wajah kecil Aiden. "Kamu jangan berpikir begitu lagi. Mama nggak akan mungkin sanggup hidup tanpa kalian."
"Tapi, kalau Mama menikah dengan Om Abi, dan memiliki anak. Mama pasti melupakan kami," ujar Aiden menatap ibunya.
Dea menggeleng. "Mama tetap akan memprioritaskan kalian. Mama juga nggak berniat memberimu adik lagi, Aiden. Jangan cemas. Yang penting kalian bisa rukun dan saling menjaga."