Kebungkaman Rea masih berlanjut hingga mereka mengunjungi pabrik di daerah Purwadadi. Keduanya disambut langsung oleh pemimpin yang memegang pabrik tersebut Pak Jayadi. Pria lima puluh tahun itu sengaja menunggu saat diberi kabar ada kunjungan dari pimpinan pusat.
"Selamat datang, Pak Satria," sapa Pak Jayadi ramah seraya mengulurkan tangan. Pria itu terlihat bersemangat, kulitnya kecoklatan sangat cocok dengan kumis tebalnya yang melintang di atas bibirnya. Bersama dengan seseorang dia menyambut kedatangan Satria dan Rea.
"Sudah sangat lama Bapak tidak datang langsung ke sini."
Satria mengangguk-angguk seraya mengedarkan mata ke penjuru lobi yang cuma dihuni seorang staf front desk di sana. Ada beberapa kursi tunggu di depan meja resepsionis tersebut.
"Pak Satria dan Bu Rea sehat kan?" tanya Pak Jayadi basa basi.
"Kami baik, Pak. Apa kami bisa langsung melihat bagian produksi? Setelah ini kami akan ke Cinangsi," tanya Satria.
"Bisa, Pak, Mari saya antar."