"Tentu saja," jawab Kate dengan segera berharap bahwa Hans sudah menemukan cara lain.
"Jalanan sedang macet saat ini. Kau bisa turun dari mobilku dan kabur!"
"Kau masih memegang cheque pemberianku kan?" tanya Hans.
Kate mengangguk tanda ia mulai mengerti mengenai rencana Hans.
"Kau bisa menggunakan uang itu untuk biaya hidup dan bersembunyi."
"Menjauh dariku," kata Hans.
"Bagaimana?" tanya Hans menunggu jawaban Kate.
"Tapi bagaimana dengan hutang ayahku?" Tanya Kate sedikit khawatir bahwa ia akan dilaporkan ke polisi karena mencoba kabur dari kewajiban membayar hutang.
"Jangan khawatir. Kami keluarga McDowell tidak akan jatuh miskin hanya karena uang dua milyar," kata Hans sambil tersenyum sinis.
"Paling parah yang dilakukan kakekku adalah mencarikan wanita lain untuk dijodohkan denganku!" Hans berusaha meyakinkan Kate.
"Oke!" Kate akhirnya setuju setelah berpikir sejenak. Apapun yang dapat membuatnya lepas dari kewajiban menikahi Hans adalah merupakan pilihan yang menggiurkan.
"Terima kasih!" Kata Kate sebelum membuka pintu.
"Tidak! Aku yang berterima kasih padamu, Kate!" Kata Hans.
Kate turun dan menutup pintu mobil. Kemudian ia mulai berjalan menyusuri trotoar menuju kebebasannya.
"Heh! Si Kucing Kampung melarikan diri!" teriak Vince, salah seorang pengawal yang kemarin membawa Kate ke rumah keluarga McDowell.
Vince dan Caleb secara diam-diam ditugaskan oleh Mr. Henry untuk mengawasi Hans dan Kate untuk berjaga-jaga kalau-kalau mereka berdua melakukan suatu hal yang bodoh, seperti saat ini.
"Kau yakin?" Tanya Caleb, temannya yang satu lagi.
"Kalau melarikan diri seharusnya kan berlari. Itu dia berjalan santai, kok!" Kata Caleb lagi.
"Lagipula Tuan Muda Hans tidak mengejarnya sama sekali," sambungnya lagi.
"Mungkin ia ingin pergi ke kamar kecil sebentar. Kan sedang macet ini!" Kata Vince menduga.
"Baiklah kalau begitu!" Kata Caleb.
Mereka berdua menyaksikan Kate yang berjalan dengan santai hingga kian menjauh. Mobil yang mereka tumpangi perlahan-lahan maju mengikuti arus kendaraan yang sedang macet.
"Kemana dia berjalan?" tanya Vince kepada Caleb masih dengan tekun mengamati Kate.
"Aku yakin sekarang bahwa ia hendak kabur!" Vince mulai bersiap-siap.
"Pepet mobilnya!" Seru Vince kepada Caleb yang menyetir.
Caleb menuruti perkataan temannya itu. Ia melajukan mobilnya hingga ke dekat Kate dan menepikan mobilnya mendekati Kate.
"Hei, Nona! Kau mau kemana?" tanya Vince kepada Kate ketika mobil yang ditumpanginya sudah sejajar dengan Kate.
Kate menoleh dan langsung terbelalak ngeri demi melihat kedua pengawal keluarga McDowell yang menangkapnya kemarin.
"Kalian lagi!" seru Kate.
Tanpa pikir panjang lagi, Kate langsung berlari secepat kakinya yang bersepatu tumit tinggi mampu membawanya.
Vince segera turun dari mobil dan mulai mengejar Kate.
"Nona Kate! Tunggu!" Teriak Vince sambil mengejar Kate.
"Anda tidak boleh lari!" Seru Vince lagi.
"Gawat! Gawat! Gawat!" seru Kate dengan panik sambil berlari.
"Si Ogre itu masih mengejarku!" Kate berseru panik sambil menengok ke belakang melihat sejauh mana jarak pengejarnya berada darinya.
Ternyata Vince sudah sangat dekat dengannya.
"Kena kau!" seru Vince sambil menangkap 'kucing kampung' itu.
"Aduh lepaskan aku, raksasa jahat!" teriak Kate.
"Nona tidak boleh kabur. Itu adalah perintah dari Tuan Besar!" Vince menahan Kate yang meronta-ronta tanpa hasil.
Banyak orang mulai berkerumun, sehingga hal itu menarik perhatian Hans.
Dari arah yang tidak begitu jauh, Hans yang sedang meregangkan tangannya di dalam mobil melihat melalui kaca spion mobilnya dan terkejut.
Ia mencondongkan badannya mendekati kaca spionnya dan memicingkan matanya, memperhatikan.
"D*mn! Kate!" seru Hans kemudian ia meminggirkan mobilnya kemudian turun dari mobilnya dan berlari ke arah Kate.
Sementara itu Caleb sudah berhasil menyusul Vince dan membantu temannya itu.
"Apakah Anda berniat untuk kabur dari Tuan Muda Hans, Nona?" tanya Caleb sambil meringkus tangan Kate, sementara Vince mengangkat kedua kaki Kate dan bersama mereka mulai menggotong Kate.
"Apa yang kalian lakukan? Apa kalian sudah gila?" teriak Kate terkejut dirinya digotong begitu saja oleh kedua orang itu.
"Lepaskan aku!" Hardik Kate.
"Tuan Muda kalian yang melepaskan aku dan menyuruhku untuk pergi!" Kate memberontak tanpa hasil.
"Maaf Nona, tapi kami tidak dapat melepaskanmu tanpa perintah dari Tuan Besar!" sahut Vince.
"Kate!" Hans berhasil menyusul Kate dan Vince pada akhirnya. Ia terengah dan memegang kedua lututnya.
"Vince, lepaskan dia!" Hans memberi perintah kepada Vince.
"Maaf Tuan Muda! Tapi kami tidak dapat melepaskan Nona Kate selain perintah dari Tuan Besar," jawab Vince.
"Sekarang, jika Anda tidak keberatan, kami akan membawa Nona Kate bersama dengan kami, dan Anda bisa mengikuti kami dari belakang.
"Ayo bubar! Bubar! Tidak ada yang perlu kalian lihat! Ini hanya masalah internal saja!" teriak Caleb membubarkan kerumunan orang.
"Hans!" teriak Kate, kemudian suaranya hilang dibalik pintu mobil yang menutup. Vince dan Caleb telah memaksa Kate untuk masuk ke dalam mobil. Vince langsung duduk di sebelah Kate sehingga membuatnya tidak bisa berkutik.
Caleb mengunci pintu kemudian menjalankan mobilnya sambil bersiul santai. Diiringi dengan mobil Hans yang akhirnya bergabung tepat berada di belakang mereka.
Sesampainya di rumah Kate, gadis itu turun dari mobil pengawal. Hans yang mobilnya masih berada di belakang mobil pengawalnya, memandang rumah Kate dari tampak depan dengan tampang melongo.
'Ah, pasti bukan ini rumahnya!' pikir Hans.
Kemudian ia ikut turun dan segera menghampiri Kate.
"Maaf Kate! Kita tidak berhasil," kata Hans kepada Kate.
"Aku tahu. Kita sudah berusaha," kata Kate sedih.
"Yang mana rumahmu?" Tanya Hans.
"Kau sedang melihatnya," jawab Kate.
Hans memandang rumah dihadapannya dengan ngeri.
"Ini rumahmu?" Tanya Hans tak percaya.
"Bahkan kandang hamster sepupuku saja masih lebih bagus daripada ini!" seru Hans tak percaya yang langsung dihadiahi dengan tatapan mendelik dari Kate.
"Maaf! Aku tak bermaksud merendahkan keadaan keluargamu," kata Hans.
"Kau baru saja melakukannya," Kata Kate sambil meninggalkan Hans dan melangkah masuk ke dalam rumahnya.
"Papa!" panggil Kate.
Rumah itu kosong tak ada tanda-tanda Howard di sana. Berarti benar ayahnya telah kabur meninggalkan dirinya menjadi pengganti hutang.
"Grrr!!!" Geram Kate.
"Sudah berbuat malah kabur lagi meninggalkan kesusahan padaku!" gerutu Kate pada dirinya sendiri.
"Siapa? Ayahmu kabur?" tanya Hans tiba-tiba sudah ikut masuk dan berada disampingnya.
"Ya, ayahku!" Kata Kate sambil mulai mengambil beberapa barangnya dan memasukkannya ke dalam sebuah tas ransel. Tak banyak barang miliknya. Ia hanya mengambil beberapa pakaian, sepatu, peralatan mandi dan tas tangannya.
Kemudian ia mengambil sebuah kertas dan menuliskan sebuah catatan dengan ballpoint yang diambilnya dari dalam sebuah laci yang sudah usang. Selama itu Hans mengitari rumah yang bagi Hans berukuran seperti kandang hamster saking kecilnya.
Kate menuliskan sesuatu di atas kertas itu dan menempelkannya dengan sebuah magnet di lemari pendinginnya.
Hans yang penasaran mendekati tulisan Kate dan membacanya.
###
Dear Papa,
Terima kasih untuk kesulitan baru yang kau timbulkan kepadaku lagi!
Jika kau ingin mencariku, aku ada di rumah keluarga McDowell untuk menebus hutangmu.
PS :
Tolong jangan berbuat kacau lagi.
Kate.
###
"Kau masih meninggalkan pesan untuk ayahmu?" tanya Hans.
"Untuk menyindirnya!" jawab Kate.
"Biasanya ia akan kembali dalam beberapa hari setelah membuat kekacauan."
"Setelah dipikirnya aku tidak akan mengamuk lagi padanya," kata Kate.
"Ayo jalan," ajak Kate kepada Hans.
Kate menutup pintu rumahnya, kemudian Hans dan Kate berjalan bersama keluar dari rumahnya menuju ke pasangan raksasa yang sedang menunggu mereka di luar rumah.
"Kate?" panggil seseorang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
to be continue