Chereads / You're still mine / Chapter 20 - Kenzie and My Familly

Chapter 20 - Kenzie and My Familly

Suasana di acara ini sangat meriah dan berisik banyak orang-orang yang sedang mengobrol membicarakan bisnis mereka ataupun lain nya. Mereka semua menikmati acara launching Resort Kenzie tapi tidak dengan Irene yang sedari tadi diam dan menahan dirinya untuk pergi. Irene pun memakan hidangan yang disediakan disini tanpa nafsu dan minat. Arka yang duduk tepat disamping Irene pun memperhatikan tingkah adik nya itu. Arka tau pasti Irene merasa tak nyaman dengan keadaan ini apalagi kedua orang tua nya banyak membicarakan Kenzie didepan nya dan bahkan memuji lelaki tersebut.

Andai kedua orang tua nya tau lelaki yang sedari tadi mereka berdua puji adalah lelaki yang telah melukai perasaan anak nya dengan sangat dalam dan Irene yakin pasti jika mereka mengetahui nya, mereka tidak akan seperti itu. Tapi Irene masih punya hati tidak memberitahu masalah yang terjadi pada diri nya kepada kedua orang tua nya karena Irene tidak sanggup bila persahabatan kedua orang tua rusak cuma karena permasalahan anak-anak nya.

Saat Irene tengah sibuk dengan pikiran nya tiba-tiba orang tua nya Kenzie memanggil dirinya.

"Irene ...." panggil Adel

"I-ya Tante ada apa?" jawab Irene terkejut sambil bertanya.

"Kok panggil nya Tante sih bukan Bundah ??Kan dulu kamu tuh manggil nya Bundah, Irene." kata Adel sedikit sedih dengan panggilan Irene yang berubah kepada nya.

Irene pun terkejut dia ingat betul kalau dulu dia sering memanggil wanita yang dihadapan nya ini dengan sebutan Bundah. Lantas apakah dia masih bisa menyebut wanita dari ibu pria yang sangat dia benci dengan sebutan Bundah. Irina selaku sahabat nya Adel dia merasa tak enak putrinya Irene membuat nya sedih. Irina pun menyenggol lengan Irene dan memberi isyarat agar Irene meminta maaf atas ucapan nya barusan. Bastian, Barra dan Arka hanya diam menyaksikan semua nya.

"Ekhem, maaf kan Irene Bundah. Irene lupa gara-gara gak pernah ketemu Bundah." ucap Irene menyesal dan merasa bersalah.

"Bundah maafin tapi kamu harus janji sama Bundah jangan pernah lupa lagi, yah." jawab Adel sambil tersenyum.

"Iya, Irene janji Bun." gumam Irene sambil tersenyum manis.

Mereka semua pun tersenyum atas penuturan Irene barusan.

"Kamu sangat cantik, Nak." puji Bastian

"Terima kasih, A-yah. Benarkan kali ini Irene gak salah manggil lagi?" tanya Irene dengan polos.

Mereka pun menahan tawanya agar tidak keluar, kemudian Bastian menjawab "Iya, Sayang. Kamu sangat mirip dengan ibumu ternyata."

"Dia tuh mirip dengan aku, Bas. Lihat hidungnya dan mata nya mirip denganku kan." protes Barra tidak terima.

"Mwo, dia lebih mirip dengan aku Barra. Benarkan Bas, Del? tanya Irina tidak terima dengan penuturan Barra.

Mereka pun bingung harus menjawab apa terlebih lagi Bastian dan Adel. Mereka berdua pun menatap Arka meminta bantuan sedangkan orang yang ditatap hanya mengangkat bahunya bingung. Kemudian Irene pun berbicara dan melerai pertikaian kedua orangtuanya.

"Sudahlah Pah, Mah. Aku mirip dengan kalian berdua karena aku sama-sama anak Papah dan Mamah." seru Irene menenangkan kedua orangtuanya.

"Benar, yang dikatakan oleh Irene Pah, Mah. Jadi Papah dan Mamah gak usah ribut malu dilihat Ayah sama Bundah," ujar Arka membuat orang tua nya meringis malu.

Arka juga memanggil Bastian dan Adel dengan sebutan Ayah dan Bundah karena dulu kedua orangtuanya saling berjanji jika mereka punya anak akan saling menyebut nama mereka dengan sama.

"Tenang Arka, Ayah udah maklumi sikap orang tua mu jika sedang ribut karena Ayah sama Bundah sudah hapal dengan sikap mereka berdua." seru Bastian sambil tertawa diikuti oleh sang Istri.

"Emang gimana sikap Papah dan Mamah dulu?" tanya Arka menggoda kedua orangtuanya.

"Sudah Arka jangan dengarkan Bastian dia hanya bercanda saja." jawab Barra bukan nya Bastian.

"Eww, aku serius Barr." kata Bastian semakin menggoda Barra.

"Kamu jangan main-main, Bas." gertak Barra kesal dan itu membuat mereka semua tertawa terutam Irina istrinya yang paling senang melihat suaminya kesal karena terus digoda.

"Sudah Sayang jangan goda Barra terus nanti dia ngamuk kamu baru tau rasa." ucap Adel sambil mencubit pinggang suaminya.

"Haduh, sakit Sayang aku akan cuma iseng aja." jawab Bastian mengaduh kesakitan.

"Syukurin tuh mangkanya jangan iseng jadi orang," ujar Barra tertawa ngakak melihat Bastian seperti itu.

"Kamu juga sama kaya Bastian, Sayang." kata Irina membuat Barra cemberut kesal.

"Benar, itu Irina mereka tuh sama aja. Dulu kalau diingat-ingat mereka berdua suka buat onar." seru Adel membuka aib mereka didepan anak-anaknya.

"Benar itu, Bun?" tanya Irene menahan tawanya.

"Iya, Sayang kalau kamu tau Bundah bisa ceritakan." jawab Adel membuat Bastian dan Barra membulatkan matanya.

"Jangan ...." ucap Bastian dan Barra kompak.

"Ada apa ini? Ayah sama Papah kok kompak banget ngomong nya.?" tanya Kenzie yang baru saja tiba dan duduk di kursi nya.

"Itu Ayah kamu sama Barra gak mau kalau aib mereka berdua terbongkar." jawab Adel membuat mereka berdua mendegus kesal.

"Udah dong, Del. Jangan bahas aib kita terus !! Kamu juga Sayang jangan seperti itu." kata Barra.

"Hehehe, iya Sayang. Udah Del jangan diterusin berabe kalau nanti Barra ngambek. kamu tau sendiri kan," ujar Irina pada Adel.

Adel pun hanya mengangguk sambil tertawa.

"Yahh, gak jadi dengerin cerita Bundah dong." keluh Arka membuat Barra menatap nya tajam.

"Heheheh, maaf Pah cuma bercanda." kata Arka mengacungkan jari membentuk huruf V.

Irene pun tertawa "Kak Arka mah emang nyari mati udah tau Papah lagi kesal kaya gitu masih aja bercanda." bisik Irene pada Arka.

"Biarin, sekali-kali Kakak buat Papah ngamuk." jawab Arka sambil berbisik juga.

Kenzie yang melihat Irene tertawa bahagia seperti itu pun senang dan dia pun hanya memperhatikan Irene sambil tersenyum tipis. Kelakuan Kenzie pun tak luput dari pandangan Bundah nya dan Adel pun merasa senang kemungkinan putranya itu suka dengan putri dari sahabatnya yang sudah dia anggap seperti anak sendiri.

"Kenzie !! Papah dengar kamu mempunyai seorang gadis?" tanya Barra tiba-tiba.

Sedangkan Irene yang mendengar Papah nya berbicara seperti itu hanya diam saja. Entahlah saat ini hatinya sedang tidak bisa dimengerti.

"Engga ada, Pah." jawab Kenzie dengan tegas.

"Kamu serius? Bukan nya kamu sendiri yang bilang punya seorang gadis pada mereka?" tanya Bastian sambil menunjuk rekan bisnisnya.

"Sayang, yang dibilang Kenzie itu benar. Masa kamu gak tau sama sifat anak kamu sendiri. Dia itu bilang kaya gitu cuma alasan saja supaya mereka tidak terus bertanya pada Kenzie." jelas Adel kepada Suaminya.

"Kamu itu tampan, Ken. Masa tidak ada satu wanita pun yang membuat mu tertarik." kata Irina tersenyum halus.

Irina hanya ingin membantu Adel karena Adel selalu mengeluh padanya tentang putranya yang seperti tidak tertarik pada wanita dan itu membuatnya khawatir.

"Ada satu wanita yang membuatku jatuh cinta dan mencintainya sampai sekarang tapi sayangnya dia sedang membenciku sekarang." ucap Kenzie tiba-tiba membuka diri sambil menatap Irene saat berbicara.

Irene yang merasa ditatap oleh Kenzie hanya pura-pura tidak tahu saja meski dia sendiri yakin wanita yang dimaksud Kenzie itu dia. Akan tetapi Irene tidak mau perduli tentang itu baginya hubungan nya dengan Kenzie sudah berakhir dan tidak ada namanya kata " perbaiki ".

"Wow, siapa wanita beruntung itu? Tapi kenapa dia membencimu." kata Irina sambil bertanya dengan antusias.

Kenzie pun terdiam haruskah dia jujur atau memilih berbohong saja. Arka yang melihat itu langsung mengalihkan perhatian.

"Udah dong, Mah. Gak usah tanya Kenzie terus itu kan urusan pribadinya." seru Arka

"Oh, iya Ken. Gimana apa mereka semua puas dengan Resort ini?" lanjut Arka bertanya pada Kenzie sambil mengedipkan sebelah matanya.

Kenzie pun mengerti dan menjawab "Iya mereka sangat puas dengan Resort ini terlebih lagi dengan fasilitas nya."

"Papah setuju dengan perkataan mereka karena memang benar Resort kamu ini sangat bagus, Ken." puji Barra pada Kenzie.

"Terima kasih, Pah." kata Kenzie tulus.

"Jadikanlah pujian itu sebagai bentuk untuk membuatmu menjadi lebih baik lagi." seru Bastian dan diangguki oleh Kenzie.

Sedangkan Arka dan Kenzie yang berhasil mengalihkan perhatian mereka pun tersenyum senang dalam hati. Kenzie pun mengucapkan banyak terima kasih kepada Arka didalam hatinya.