Hari sudah mulai sore di kediaman keluarga Irene kini sangat ramai karena kedatangan Arsya dan Rania. Rania datang kemari bersama Arka karena Arka menjemput Rania untuk bertemu kedua orang tua nya sedangkan Arsya dia datang seorang diri untuk menemui Viona sekaligus bertemu dengan kedua orang tua sahabat nya ini.
Irene sedari tadi menempeli kedua orang tua nya semenjak kedua orang tua nya bangun tidur karena beristirahat. Gadis itu duduk ditengah kedua orang tua nya sambil menyenderkan kepala nya kepada sang Mamah. Bahkan dari tadi Irene terus di ledek oleh mereka dibilang manja ataupun sesuatu yang membuat dirinya kesal tetapi dia tidak membalas nya. Irene hanya menikmati momen bersama kedua orang tua nya karena sudah sangat lama dia tidak bisa seperti ini dengan kedua orang tua nya. Alasan nya karena mereka mempunyai kesibukan masing-masing sehingga jarang ada waktu seperti ini.
"Irene ...." panggil Mamah sambil mengusap rambut Irene.
Irene pun mengangkat kepala nya ke atas untuk melihat wajah sang Mamah sambil menjawab dan bertanya "Iya Mah, ada apa?".
"Mamah minta kamu berhenti jadi Model yah, Sayang." jawab Mamah dan membuat Irene membulatkan mata nya.
"Mwo," ujar Irene berteriak karena terkejut.
Teriakan Irene membuat Arka dan yang lain yang sedang mengobrol menengok ke arah nya sambil bertanya-tanya apa yang telah terjadi dan mereka lebih memilih diam dan menyimak semua nya.
"Kenapa aku harus berhenti jadi model? Aku sangat suka dengan pekerjaanku sebagai Model Mah." lanjut Irene sambil bertanya.
Mamah pun menghela nafas sambil menjawab "Mamah gak mau kamu kelelahan Sayang karena Mamah tau kamu juga harus mengurusi Butik ditambah kamu juga harus bekerja sebagai Model."
Saat Irene hendak menimpali jawaban Mamah nya, sang Papah lebih dahulu menimpali perkataan Istrinya "Benar apa kata Mamah mu itu, Irene. Kamu lebih baik mengurusi Butik kamu saja dari pada harus bekerja sebagai Model juga. Karena Papah lihat jadwal kamu sebagai Model sangat padat jadi Papah memutuskan kalau kamu harus berhenti jadi Model."
"Tapi Pah, kan Papah tau sendiri saat ini karir aku sebagai Model lagi bagus-bagus nya." ucap Irene tidak terima dengan keputusan Papah nya.
"Lebih baik kamu turuti perintah Papah dan Mamah ini semua demi kebaikan mu. Lagian jika kamu terus jadi Model pasti kamu akan selalu sibuk dan tidak ada waktu untuk Papah dan Mamah." seru Papah sambil tersenyum lembut pada Irene.
"Betul sekali itu, Pah. Irene sayang Papah dan Mamah kan?" tanya Mamah dengan suara lembut dan otomatis diangguki oleh Irene.
"Kalau Irene sayang sama Papah dan Mamah pasti bakal turutin perintah Mamah sama Papah, kan?" lanjut sang Mamah bertanya kembali pada Irene.
"Hemm, baiklah aku akan berhenti jadi Model.l jawab Irene pelan membuat Mamah dan Papah senang.
Mamah pun memeluk Irene dengan perasaan senang karena anak bungsu nya ini menuruti permintaan nya.
"Jadi mulai besok kamu gak usah kerja sebagai Model lagi. Papah sudah berbicara mengenai pemutusan kontrak kerja kamu sebagai Model dengan CEO agensi mu." seru Papah membuat Irene terkejut sekaligus paham walaupun dirinya menolak untuk berhenti kerja sebagai Model pada akhir nya dirinya akan berhenti juga karena Papah nya sudah berbicara pada CEO nya.
Irene pun mengerucutkan bibir nya dia merasa sangat sedih karir yang selama ini dia bangun dengan susah payah kini sudah musnah begitu saja.
"Udah kamu jangan sedih gitu dong, sayang. Lagian Papah dan Mamah rencana nya akan menetap disini dan akan menemani kalian." ucap Mamah menghibur Irene.
"Serius, Mah. Lalu gimana sama perusahaan yang di Amerika siapa yang akan mengawasi nya?" tanya Arka antusias sedangkan Irene hanya menatap Arka kesal karena kakaknya itu tidak peka dengan perasaan nya saat ini.
"Paman Lee yang mengawasi nya. Dia Papah percaya kan untuk mengurus semua perusahaan disana." bukan nya Mamah yang menjawab melainkan sang Papah.
"Oh, aku sangat senang Papah dan Mamah akan menetap disini jadi kita akan punya banyak waktu untuk bersama." ucap Arka senang.
Arka pun mengalihkan pandangan nya kepada Irene setelah berbicara dan bertanya pada Irene yang kelihatan murung wajah nya.
"Kamu kenapa murung gitu, Irene? Kamu gak senang kalau Papah dan Mamah menetap disini?" tanya Arka membuat semua nya memperhatikan Irene.
"Aku senang Papah sama Mamah akan selalu disini tapi aku sedih karena aku harus berhenti jadi Model dan Kak Arka tega banget gak ngerti perasaanku saat ini." jawab Irene dengan jujur.
"Heheheh ... Maafkan Kakak yah. Udah kamu jangan sedih gitu dong nanti Papah dan Mamah akan sedih juga kalau kamu kaya gini," ujar Arka menghibur Irene.
"Benar itu, kalau lo berhenti jadi Model kan lo bisa punya banyak waktu." timpal Viona yang sedari tadi diam saja.
"Iya, benar itu nanti kita bisa terus kumpul dan main bareng lagi Irene." ucap Rania menimpali perkataan Viona.
"Oke, baiklah apa yang dikatakan oleh kalian memang benar mungkin ini adalah keputusan yang terbaik buatku." kata Irene membuat semua nya tersenyum senang.
Kemudian ponsel Irene berdering ada sebuah panggilan masuk dari Karin. Irene pun pamit kepada mereka untuk mengangkat panggilan dari Karin. Ternyata Karin menelpon Irene untuk bertanya apakah yang dia dengan dari CEO nya tentang Irene yang berhenti bekerja sebagai Model itu benar apa tidak. Irene pun membenarkan itu dan dirinya menjelaskan pada Karin alasan dia berhenti kerja. Karin pun hanya bisa memaklumi nya saja dan dia memutuskan untuk mengikuti Irene berhenti kerja sebagai Manager. Irene yang mendengar keputusan Karin pun terkejut akan tetapi setelah dia mendengar alasan Karin mengikuti nya karena gadis itu hanya ingin bekerja sama dengan Irene saja tidak dengan yang lain.
Irene pun berpikir sejenak jika Karin benar-benar meninggalkan pekerjaan nya karena dirinya maka dia harus bertanggung jawab dengan memberikan sebuah pekerjaan kepada Karin. Lalu Irene pun menawarkan sebuah pekerjaan untuk Karin sebagai sekretaris pribadi nya untuk bekerja di butik nya. Tanpa berpikir lagi Karin pun menerima tawaran dari Irene dan setelah itu Irene memutuskan panggilan nya.
Kemudian Irene pun menghampiri mereka semua yang tengah mengobrol santai.
"Oh, iya Om dan Tante kalau kita mau liburan yang ada Pantai nya mending kita ke Resort baru milik Kenzie saja. Disana juga kan banyak tempat wisata," ujar Arsya berpendapat karena mereka semua sedari tadi membicarakan soal liburan.
"Iya, Pah. Mamah setuju dengan Arsya lagian kan kita diundang sama keluarga nya Kenzie untuk datang ke acara launching Resort baru nya. Nah, sekalian aja kita liburan disana." ucap Mamah dengan antusias.
Sedangkan Irene, Arka dan Viona hanya diam dan saling melirik satu sama lain.
"Yasudah, Papah ikut saja dengan keputusan Mamah. Irene kalau Papah gak salah dengar kamu jadi Model iklan Resort mereka yah pasti nya kamu terima undangan khusus dari mereka." kata Papah kepada Irene.
"Hemm, Iya Pah." jawab Irene yang sudah menerima undangan nya tadi pagi.
"Yasudah kalau begitu kita berangkat bersama-sama." ajak sang Papah.
Irene pun hanya mengangguk saja, untung nya Irene belum membuang undangan tersebut. Setelah itu mereka semua lanjut mengobrol sesekali Rania dan Mamah nya bercanda gurau. Rania dan keluarga Irene memang sudah dekat bahkan bisa dibilang Rania sudah dikasih lampu hijau untuk menjadi menantu di keluarga ini begitu pula dengan Arka yang sudah dimasih restu oleh kedua orang tua Rania.