"Nah, selamat datang di rumah kamu yang baru, Sayang. Jangan sungkan dan semoga betah ya," ucap ibu kepada menantunya.
"Iya, kalau perlu bantuan kamu bisa bilang sama Ibu," imbuh Erik.
Gadis itu tersenyum seraya mengangguk hormat. Dia begitu beruntung memiliki suami yang keluarganya sebaik dan seramah mereka.
"Kita ke kamar dulu ya, Bu. Nina pasti capek," pamit cowok yang sudah menyandang status sebagai suami Hanina sejak dua jam lalu.
Pernikahan mereka memang sangat sederhana, bahkan hanya mengundang keluarga terdekat saja. Mereka pikir, menikahkan Hanina dengan Erik adalah pilihan terbaik. Meskipun Erik masih setengah hati. Namun, dia berpikir untuk menerima dengan lapang dada.
"Iya, Sayang. Kalian istirahat, ibu juga mau temani adikmu mandi," ucap ibu seraya menyentuh kepala Zea dan Kahfi.
"Iya, Bu." Hanina malu-malu mengucapkannya.
"Kita juga ke kamar sekarang ya," pamit Erik lagi.
"Selamat malam, Sayang," sahut mama Leni.