Ddrrt ~
Ddrttt~
Rindu menghentikan aktivitas makannya saat menyadari ada sebuah panggilan, dan ternyata dari Abel. "Aku jawab telepon dulu, Za," izinnya pada Reza.
Pria itu mengangguk sekali, lalu melanjutkan makan setelah tertawa terus sedari tadi. Dia memperhatikan raut wajah perempuan yang dulu pernah singgah di hatinya. Andai saja takdir tidak begitu kejam memisahkan mereka, pasti saat ini Reza akan sangat bahagia, dan mungkin hubungan mereka sudah lebih dari sekedar pacaran.
"Za, maaf banget aku harus pergi sekarang," pamit Rindu setelah menerima telepon itu.
"Kenapa, Rin? Buru-buru gitu?" tanya Reza penasaran.
"Mau jemput adiknya mas Dani. Kamu nggak papa ya aku tinggal?" ujarnya.
"Nggak papa, hati-hati kamu." Reza tersenyum getir, sebab masih ingin bersama Rindu seandainya dia tidak buru-buru pergi.