Chereads / Love Is Universal / Chapter 25 - LIU | 24

Chapter 25 - LIU | 24

Gray yang menjadi bahan pembicaraan hanya bisa diam mencerna dan memikirkan apa yang mereka bicarakan sampai ia mendengar serta mengetahui kalau dialah menjadi bahan pembicaraan mereka saat ini.

Gray memiringkan kepalanya tanda ia bingung. Ia berpikir bagaimana bisa Gavin berubah hanya karena dirinya?

"Ntahlah, aku juga kurang tahu pasti apa yang membuatnya berbuah drastis seperti itu."

"Yak! Kau jangan mengarang cerita!" Kata Gavin tidak terima atas pernyataan yang dikatakan oleh adiknya itu.

Teman-teman Gavin yang lainnya hanya bisa diam mendengar apa yang sedang terjadi dan mencari kesempatan untuk berbicara.

"Aku kan bilang tidak tahu pasti sih. Belum tentu juga kan kau berubah hanya karena bocah yang baru saja kau temui tadi pagi di tempat entah dimana itu aku pun tidak tahu." Kata Yervant mengangkat bahunya

"Ck! Kau tidak seharusnya menilai sesuatu hanya karena kau melihatnya tanpa mencari kebenaran yang ada." Kata Gavin kesal.

"Ini pesanan anda, tuan." Kata seorang pekerja yang ada di cafe itu mengantar pesanan Gray serta Yervant.

Sementara pesanan Gavin tidak ada karena ia tidak menginginkan apapun saat ini dan ia juga tidak lama berada di sini. Mungkin segelas air putih tidak masalah bukan?

Gray yang melihat makanan favoritnya ada di depannya, langsung mengambilnya. Mendekatkan makanan tersebut ke arahnya dan menyuapkannya ke mulutnya.

Gray tampak tenang memakan makanan tersebut tanpa menyadari kalau semua mata memandang ke arahnya. Lebih tepatnya Yervant, Gavin dan teman-teman mereka.

"Aku baru pertama kali melihatnya, tapi aku merasa ada sesuatu dalam dirinya. Seperti sesuatu yang mampu membuat seseorang jatuh terlalu dalam. Sesuatu yang mengubah segala kehidupannya dan orang-orang yang berhubungan dengan kehidupan nya.

Aku tidak tahu apa itu, yang jelas itu sesuatu yang sangat menyedihkan untuk dijalani dia seorang diri. Kau akan masuk dalam permainannya." Katanya menepuk pundak Gavin.

Semua orang yang mendengar hal tersebut mengerutkan keningnya bingung atas pernyataan yang dikatakan oleh teman mereka.

Mereka semua mengalihkan pandangan mereka kepadanya.

Mereka percaya bahwasannya teman mereka yang satu ini memiliki sesuatu yang tidak mereka miliki. Temannya yang satu ini mampu melihat sesuatu yang akan terjadi serta sesuatu yang terjadi pada kehidupan sebelumnya hanya dengan menatap mata orang yang tidak sengaja ia lihat dan ia ingin ketahui bagaimana perjalanan hidupnya kelak.

Mereka juga meyakini bahwasannya saat ini temannya itu sedang melihat ke arah mata Gray. Sepertinya dia sangat penasaran bagaimana kisah hidup Gray. Ia tertarik akan warna mata yang dipancarkan oleh Gray akibat terkena cahaya lampu yang membuatnya tampak indah.

"Tidak permainan dalam arti kau dipermainkan oleh dia. Tidak. Kau akan dipermainkan oleh waktu. Walau semua orang selalu dipermainkan oleh waktu, tapi kali ini berbeda. Kau dituntut untuk menjaganya sebelum kau menyesali sesuatu yang begitu besar hingga membuatmu terpukul atas apa yang telah kau lakukan. Matanya memancarkan segalanya. Ada rasa sakit yang begitu mendalam di sana."

Mereka masih diam menunggu kelanjutan kata dari temannya itu.

Sementara teman mereka itu sedang menatap Gray yang sedang menyantap kue stroberinya.

Gray sungguh menikmati makanan favoritnya itu.

Sampai dimana Gray merasa ditatap oleh seseorang dan ia pun melihat ke arah dimana ia merasakan seseorang yang sedang menatapnya.

"Pembunuhan akan suatu hubungan." Katanya tersentak hampir menjerit tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat tidak sengaja mata indah Gray menatap ke arahnya.

Sungguh, ia tidak tahu apa yang baru saja ia lihat. Itu sungguh menyeramkan dan menyedihkan.

"Astaga! Aku yakin itu-- aku melihatnya dengan jelas! Itu sangat mengerikan! Suatu pengorbanan yang membiarkan jiwa lainnya tetap hidup!" Katanya heboh sendiri, namun di hatinya yang paling dalam ia begitu takut karena semua itu akan terulang kembali dan berakhir dengan penyesalan yang membuat kisah itu terus berlanjut sampai ada dari mereka yang memutuskan jalan cerita tersebut yang membawa mereka pada penyatuan yang abadi. Dalam artian sampai maut memisahkan mereka. Sampai maut merebut nyawa mereka tanpa ada unsur pembunuhan, bunuh diri, maupun pengorbanan.

Sampai dimana hubungan itu membawa mereka pada kisah yang bahagia.

"Kita semua akan menjadi saksi jalan kehidupan yang menyedihkan itu. Bermain dengan waktu adalah hal yang begitu mengerikan. Bermain dengan takdir adalah hal yang membuatmu menderita. 12/12 Find me adalah kuncinya."

Pernyataan itu sukses membuat mata Gavin membulat sempurna.

"Kau-- apa kau baru saja menyebut 12/12 find me? Apa kau mengetahui sesuatu tentang kalimat itu?" Tanya Gavin berharap temannya itu mengetahui sesuatu tentang kalimat yang selama ini ia cari.

"Tidak, aku tidak tahu apapun tentang itu, tapi matanya mengatakan semuanya. Mengatakan hal yang sama seperti yang aku katakan tadi termasuk kalimat yang kau tanyakan itu. Kalimat itu adalah kuncinya. Gray adalah orang yang mampu atau sebagai penghubung kita dalam menemukan makna 12/12 find me.

Pupus sudah harapan Gavin untuk mendapatkan jawaban dari kalimat yang selama ini ia cari.

Ia menatap Gray yang sedang menatapnya juga.

Gray? Anak itu hanya mengedipkan matanya beberapa kali seraya memakan kue kesukaannya tanda ia tidak mengerti apa yang sedang mereka bahas. Ia tidak paham apa yang membuat mereka jadi menatap ke arahnya.

"Sebuah suara akan menuntun mu untuk mendapatkan jawaban yang kau inginkan." Katanya secara tiba-tiba.

Membuat mereka menatap ke arahnya lagi dan lagi, untuk ke sekian kalinya.

"Namun, semua kisah yang akan terjadi semua itu bergantung padamu, Vin." Katanya menepuk pundak Gavin sebanyak dua kali.

Gavin yang mendengar itu hanya bisa menatapnya bingung. Sebenarnya apa yang di lihat temannya itu sampai ia juga ikut handil dalam kisah cerita yang baru saja dikatakan oleh temannya itu.

"Jangan mengatakan hal yang tidak masuk akal. Semua itu omong kosong!" Kata Gavin tidak terima.

Jelas saja ia tidak terima, secara ia tidak ingin terlibat dalam kisah cerita kehidupan orang lain. Kehidupannya aja cukup ribet dan membuatnya stres. Di tambah lagi ia masuk ke dalam kehidupan orang lain, sungguh indah hidupnya apabila itu terjadi.

Dalam artian, sungguh mengesankan hidupnya yang berantakan ini bisa masuk ke dalam kehidupan orang yang dimana ia tahu pasti kehidupan orang tersebut tidak kalah berantakan dengan kehidupannya.

Rasanya ia ingin sekali menerkam temannya itu yang seenak jidatnya melihat kehidupan orang lain ditambah ia akan masuk ke dalam jalan cerita kehidupan orang tersebut.

Hadeh, hidupnya akan bervariasi mulai dari sekarang karena perkataan temannya itu. Tapi Gavin tidak mau ambil pusing, ia tidak peduli tentang dia yang masuk ke dalam cerita kehidupan orang lain. Ia tidak mau tahu dan tidak peduli. Biarlah semua berjalan begitu saja. Mengalir layaknya air yang mengikuti arus.

Membiarkannya begitu saja mengikuti permainan sang waktu dan takdir.