"Si.. Siapa kamu?" Tanya Azura Aubrey yang terlihat nampak ketakutan hingga tubuhnya bergetar.
"Tenanglah.. Aku tidak akan menyakitimu." Balas Zev Albion yang kembali mengawasi ke sekelilingnya setelah puas menikmati wajah manis Azura Aubrey yang sempat membuat jantungnya berdebar dengan kencang.
"Mana mungkin aku bisa tenang, kau menarikku paksa dan membawaku ke sini, toilet? Apa maksudmu, dasar mesum." Balas Azura Aubrey yang langsung memukul lengan kekar Zev Albion berkali kali, sedang yang di pukul hanya pasrah dengan sedikit meringis saat menerima amukan dari Azura Aubrey.
"Hei hentikan, tanganmu bisa sakit jika terus memukul ku seperti itu," Ucap Zev Albion yang kembali memegang pergelangan tangan Azura Aubrey yang spontan langsung menarik tangannya dan sedikit memundurkan langkahnya untuk membuat jarak.
"Tsk, jelaskan sekarang, apa maksud kamu menarikku paksa? Apa mungkin kau mengenalku?" Tanya Azura Aubrey yang masih dengan nafas tersengal.
"Tentu saja aku mengenalmu." Jawab Zev Albion santai dengan senyumnya, yang membuat Azura Aubrey mengernyit.
"Benarkah?"
"Tsk, aku bercanda, ini pertemuan pertama kita." Ucap Zev Albion tersenyum lebar.
PLAAK..
"Auuwww.. Sakiit.. " Jerit Zev Albion saat Azura Aubrey kembali menepuk lengannya dengan sangat keras.
'Bahkan aku sudah berharap jika dia seorang teman dari masa laluku yang bisa membantuku untuk mengingat semuanya.' Batin Azura Aubrey sedikit kecewa.
"Aku harus menemukan kakakku, jika tidak dia akan khawatir jika tidak menemukanku." Ucap Azura Aubrey dengan ekspresi yang terlihat panik.
"Kau di sini tidak sendiri?" Tanya Zev Albion mengernyit.
"Tentu saja tidak, aku bersama kakakku, dan lihat apa yang akan kakakku lakukan jika tau kau membawaku kesini seenaknya." Jawab Azura Aubrey terlihat kesal saat kembali menatap wajah Zev Albion.
"Maaf.. Aku hanya.. " Balas Zev Albion yang langsung menghentikan kalimatnya sambil memegangi tengkuk lehernya.
'Hanya ingin melindungimu.' Batin Zev Albion.
"Boleh aku tahu siapa namamu?" Tanya Zev Albion perlahan.
"Apa itu penting sekarang?"
"Hm, aku tidak akan menanyakan itu jika tidak penting, tantu saja itu sangat penting bagiku." Jawab Zev Albion terlihat serius.
"Tsk, aku Melody, Melody Amaris Elvern."
"Melody Amaris Elvern? Jadi kau adik Alpha Shaqille Elvern ?" Tanya Zev Albion terkejut.
"Kau mengenal kak Lee?" Tanya Azura Aubrey mengernyitkan keningnya, alih-alih menjawab pertanyaan Zev Albion, sedang Zev Albion hanya terdiam sambil terus menatap wajah Azura Aubrey dengan penuh tanda tanya.
'Apa si pria kaku itu punya adik? Sejak kapan? Seingatku dia anak tunggal di keluarga Elvern, bahkan saat Paman Casey dan Bibi Calesta meninggal, Alpha masih berusia 6 tahun.' Batin Zev Albion yang masih larut dalam pikirannya.
"Kau belum menjawab pertanyaanku, apa kau mengenal kakakku?" Tanya Azura Aubrey sekali lagi yang langsung membuyarkan lamunan Zev Albion.
"Hm, cukup kenal." Jawab Zev Albion mengangguk.
"Benarkah?"
"Tentu saja, tapi sebaiknya kau tidak mengatakan ke pada kakakmu jika kau bertemu denganku hari ini." Balas Zev Albion.
"Tentu saja tidak akan aku beri tahu, kakak kan tidak tahu jika aku ke... " Kalimat Azura Aubrey menggantung dengan mata yang seketika melebar.
'Tidak tau jika aku dan kak Drich keluar, astaga kak Drich... ' Batin Azura Aubrey yang tiba-tiba terlihat panik.
"Hei ada apa?" Tanya Zev Albion saat melihat kepanikan yang tergambar jelas di wajah Azura Aubrey.
"Kakak pasti sudah mencariku, ini semua karena kamu." Balas Azura Aubrey yang langsung beranjak pergi meninggalkan Zev Albion yang masih mematung dengan senyum indahnya.
"Panggil aku Zev, itu namaku." Seru Zev Albion yang membuat Azura Aubrey menghentikan langkahnya dan kembali membalikkan tubuhnya ke arah Zev Albion yang masih melambai dengan senyumnya.
"Zev?
"Hm, senang bertemu denganmu Melody, semoga kita bisa bertemu lagi." Ucap Zev Albion yang masih melambaikan tangannya dengan senyum yang nampak manis di wajahnya.
Sedang Azura Aubrey hanya mengangguk membalas senyum Zev Albion dan kembali melangkahkan kakinya menjauhi Zev Albion yang masih mengamatinya dengan perasaan was was. Hingga akhirnya ia merasa lega saat melihat sosok yang tengah berlari menghampiri Azura Aubrey, bahkan langsung merangkul bahu Azura Aubrey dan membawanya pergi dari sana.
"Tunggu, katanya dia disini bersama kakaknya si pria kaku Alpha, tapi kenapa pria itu? Sudah jelas itu bukan si Alpha, siapa dia? Kekasihnya?" Gumam Zev Albion yang bahkan langsung terlihat kesal sambil terus mengamati Azura Aubrey yang tangannya langsung di genggam oleh Dokter Aldrich Alexe untuk menaiki sebuah mobil, hingga mobil yang di tumpangi Azura Aubrey berlalu dan menghilang dari pandangannya.
"Ah sial, apakah pria pucat itu pacarnya?"
Gumam Zev Albion yang juga melanjutkan langkahnya menuju mobilnya. Setidaknya ia bisa bernafas lega, sebab Azura Aubrey sudah aman sekarang, hingga ia kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dan entah mengapa, pikirannya tiba-tiba merasa kacau dan marah.
"Apa karena gadis itu adik dari Alpha, hingga ayah menargetkannya? Apa segitu bencinya ayah kepada Alpha, tapi apa salah gadis itu sebenarnya? bukankah ayah sudah sangat keterlaluan?" Ucap Zev Albion yang terus bergumam sambil mencengkram keras roda kemudinya.
"Tidak.. Tidak akan aku biarkan orang-orang ayah menyentuh gadis itu sedikitpun, aku akan melindungi gadis itu bagaimanapun caranya."
* * * * *
Sementara di dalam sebuah mobil yang tengah melaju, nampak Azura Aubrey yang masih tertunduk dalam sambil meremas jari jari tangannya, bahkan Azura Aubrey tidak bergeming sedikit pun saat ia mengetahui jika saat ini Dokter Aldrich Alexe sedang memperhatikan gerak geriknya lewat lirikan mata tajam itu yang bahkan seperti terlihat sedang kesal.
'Astaga apa yang harus aku lakukan, sepertinya kak Drich sangat marah, ah.. aku jadi sesak nafas, bagaimana jika kak Lee mengetahuinya, apa kak Lee akan seseram Kak Drich saat sedang marah?' Batin Azura Aubrey gelisah.
Lama mereka terdiam, sampai akhirnya Dokter Aldrich Alexe berdehem dan membuat Azura Aubrey semakin tertunduk dalam, bahkan Azura Aubrey sudah merasakan pegal di sekitar lehernya akibat terlalu lama menunduk.
"Dari mana saja kamu? Apa kau tau jika aku sangat panik saat mengetahui kau tiba-tiba menghilang begitu saja?" Tanya Dokter Aldrich Alexe membuka pembicaraan.
"Ma-maaf, tadi... "
"Bagaimana jika seandainya tadi aku tidak menemukanmu, akan semarah apa kakakmu jika dia mengetahuinya," Sambung Dokter Aldrich Alexe menyela.
"Iya.. Maaf, aku hanya... " Jawab Azura Aubrey terbata, bahkan kalimatnya lagi-lagi di potong oleh Dokter Aldrich Alexe.
"Lain kali seharusnya izin dulu kalau mau kemana-mana, kakakmu itu sangat mengerikan jika sedang marah, mulutnya lebih tajam dari pisau operasiku jika dia sudah mulai mengomel, asal kau tau." Omel Dokter Aldrich Alexe.
'Apa bedanya dengan kak Drich,' Batin Azura Aubrey menarik nafas dalam.
"Aku hanya khawatir kau tersesat, dan terjadi apa-apa, biar bagaimanapun aku yang bertanggung jawab atas dirimu untuk saat ini." Lanjut Dokter Aldrich Alexe sambil terus fokus pada kemudinya, sedang Azura Aubrey hanya bisa terdiam sambil memautkan bibirnya saat mendengar omelan Dokter tampan tersebut.
"Maaf kak, tadi aku tidak sengaja berjalan jauh karena keasyikan mengamati ikan ikan di.... "
"Ikan? Kamu.. "
Dokter Aldrich Alexe menarik nafas dalam sambil memijat tengkuk lehernya yang sejak tadi menegang. Sedang Azura Aubrey hanya menampakkan senyum lebarnya yang membuat Dokter Aldrich Alexe menggeleng pelan.
"Sebaiknya kita bergegas pulang, sebelum Lee sampai kerumah, dia akan sangat marah jika tidak mendapatimu di rumah saat ia pulang." Balas Dokter Aldrich Alexe yang langsung menambah kecepatan laju mobilnya.
"Iya kak, maaf.. jika aku merepotkan kak Drich." Ucap Azura Aubrey merasa menyesal.
"Hm, aku harap kau tidak mengulanginya lagi. Dan sejak kejadian tadi, mungkin aku tidak akan membantu mu lagi untuk keluar." Balas Dokter Aldrich Alexe yang reflek membuat Azura Aubrey cemberut dengan bibir mengerucut.
"Iya kak, tapi.. "
"Ada apa?" Tanya Dokter Aldrich Alexe mengalihkan pandangannya sekilas ke arah Azura Aubrey.
"Apa boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Azura Aubrey terlihat ragu.
"Apa yang ingin kau tanyakan?"
"Apa kak Lee memang selalu overprotective seperti itu?" Tanya Azura Aubrey yang membuat Dokter Aldrich Alexe terdiam sejenak.
'Aku sendiri bahkan baru menyadari jika Lee memiliki sikap overprotective yang begitu berlebihan.' Batin Dokter Aldrich Alexe.
"Hm, kamu benar. Lee seorang yang overprotective, dan itulah tabiat dari kakakmu." Jawab Dokter Aldrich Alexe.
"Tapi kenapa?" Tanya Azura Aubrey sekali lagi yang sepertinya belum puas dengan jawaban dari Dokter Aldrich Alexe.
"Tentu saja karena Lee sangat menyayangi dan ingin melindungimu sebagai adiknya." Jawab Dokter Aldrich Alexe.
"Aku tahu, tapi.. Bukankah itu terlalu berlebihan?" Gumam Azura Aubrey, jika kembali mengingat betapa ketatnya peraturan yang di terapkan oleh Alpha Shaqille untuknya, bahkan ia tidak pernah mendapatkan izin sekalipun untuk keluar Villa tanpa di dampingi Alpha Shaqille ataupun Akirra Raulin, bahkan Azura Aubrey nyaris tidak pernah melakukan aktivitas apapun sendrian, sebab semua sudah di lakukan oleh pelayan yang di tugaskan Alpha Shaqille khusus untuk menjaga dan melayaninya.
"Bahkan aku tidak bisa melakukan apapun, selain makan, mandi, dan bernafas." Lanjut Azura Aubrey lagi.
'Yah, Lee melakukan itu karena banyak yang mengincarmu di luar sana selain dia juga merasa bersalah sebab kau terluka sampai kehilangan ingatanmu karena dia.' Batin Dokter Aldrich Alexe yang sebenarnya sedikit prihatin dengan Azura Aubrey yang tidak ubahnya seperti seekor burung di dalam sangkar emasnya.
"Aku kan juga bosan kalau mesti seharian di rumah terus kak." Kelu Azura Aubrey.
"Iya aku tau, tapi semua yang kakakmu lakukan itu demi kebaikanmu." Ucap Dokter Aldrich Alexe. "Percayalah, Lee selalu melakukan yang terbaik untuk orang yang di sayanginya, seperti dirimu." Sambung Dokter Aldrich Alexe.
"Iya, aku mengerti. Oh iya kak, mengenai kecelakaan itu, sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Azura Aubrey lagi.
"Maksudmu? Kecelakaan apa?"
"Kecelakaan mobil yang aku alami hingga membuat aku kehilangan ingatan sendiri."
'Jadi itu yang Lee katakan tentang hilangnya ingatan gadis ini.' Batin Dokter Aldrich Alexe yang lagi-lagi hanya bisa menarik nafas dalam.
"Sebaiknya kau tidak perlu memikirkan hal itu dulu, sebab kondisimu saat ini belum memungkinkan untuk memikirkan hal hal berat seperti itu, kepalamu bisa sakit nanti." Jawab Dokter Aldrich Alexe.
"Aku tidak khawatir jika tiba-tiba merasa sakit, sebab aku bersama Kak Drich sekarang, Kak Drich kan seorang Dokter yang siaga." Goda Azura Aubrey terkekeh sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Tsk, jadi seperti itu?" Balas Dokter Aldrich Alexe menggeleng dengan senyumnya yang terlihat begitu menawan. Dan tidak bisa di pungkiri jika dokter Aldrich Alexe adalah seorang pria yang memiliki wajah yang cukup tampan dengan senyuman yang rupawan, senyum yang bisa menarik tiap kaum hawa yang melihatnya, meskipun untuk mendapatkan hati seorang Aldrich Alexe adalah hal yang cukup sulit.
Hingga 25 menit berlalu, mobil mereka pun sudah terparkir di dalam garasi villa Alpha Shaqille. Dan Dokter Aldrich Alexe akhirnya bisa bernafas lega, sebab belum melihat mobil Alpha Shaqille yang terparkir di sana. Dengan bergegas mereka berdua masuk ke dalam Villa sebelum Alpha Shaqille benar-benar mendapati mereka sedang berada di luar.
* * * * *
KEDIAMAN ACHERON FLAVIO.
GUBRAAK..
Tuan Acheron Flavio menendang meja yang berada di hadapannya dengan sangat keras, hingga semua benda yang berada di atas meja tersebut ikut berhamburan.
"APA MAKSUDMU GAGAL?" Tanya Acheron Flavio dengan nada meninggi.
"Gadis itu di bawah lari dan di sembunyikan oleh Tuan muda Zev." Jawab salah satu bodyguard Acheron Flavio yang tadi berada di taman untuk mengikuti Tuan muda mereka.
"Apa? Zev?" Tanya Acheron Flavio mengernyit.
'Kenapa anak itu jadi ikut campur dengan urusanku, apa dia mengenal jalang itu? Sialan.. Sebaiknya kau jangan coba coba mencari masalah Zev.' Batin Acheron Flavio mulai merasa khawatir.
"Iya Tuan, jadi kami kesulitan untuk menangkap gadis itu, dan sepertinya gadis itu tidak sendirian, dia temanin oleh Dokter Aldrich."
"Aldrich Alexe Fenelon? Begitu rupanya, apa Dokter itu sedang berusaha membantu anak sialan itu? cih.. sungguh suatu persahabatan yang menyentuh." Sindir Acheron Flavio dengan smirknya.
"Yang jelas saat ini Dokter Aldrich selalu bersama Tuan Alpha." Balas Aillard Wren.
"Menarik, apa perlu kita singkirkan Dokter itu juga?" Tanya Acheron Flavio dengan senyum smirk yang masih menempel di wajah dinginnya. Hingga netranya menangkap sosok Zev Albion yang baru masuk dari pintu depan dan langsung melangkah menuju kamarnya tanpa menyapa sedikitpun seperti kebiasaannya.
"Dari mana saja kamu?" Tanya Acheron Flavio yang langsung menghentikan langkah kaki Zev Albion.
"Cari angin." Jawab Zev Albion yang masih terdiam di tempatnya.
"Benarkah? Apa kau bersenang-senang hari ini?" Tanya Acheron Flavio yang masih menampakkan senyum mengerikannya.
"Maksud Ayah?" Tanya Zev Albion menyatukan keningnya sambil menatap ayahnya dengan tatapan tajamnya, begitupun dengan Acheron Flavio yang juga balas menatap putranya dengan tatapan yang tidak kalah tajamnya.
Zev Albion sempat melihat kekacauan di sana, dengan meja yang masih dalam posisi terbalik dan juga beberapa benda yang nampak berserakan di lantai.
'Apa Ayah sudah mengetahui jika tadi aku sempat menyelamatkan gadis itu dari kejaran bodyguardnya?' Batin Zev Albion sedikit khawatir.
"Ayah harap kau tidak melakukan hal-hal bodoh yang akan merugikan dirimu sendiri Zev, ingat tujuanmu datang kemari, dan seharusnya kau tetap patuh kepada ayah, apa kau mengerti?" Lanjut Acheron Flavio dengan nada yang penuh ancaman, meskipun terlihat jelas jika saat ini Acheron Flavio sedang tersenyum, namun sebagai anaknya, Zev Albion sangat tahu, jika ayahnya sedang merasa sangat marah saat ini.
'Tidak akan aku biarkan Ayah, dan jika ini menyangkut soal gadis itu, maka akan menjadi urusanku sekarang, aku akan melindungi gadis itu Ayah, meskipun aku harus menentang Ayah.' Batin Zev Albion.
"Kenapa kau diam saja Zev? Ayah rasa pendengaranmu masih sangat baik, dan satu lagi, jika urusanmu sudah selesai di sini, sebaiknya kau kembali ke Kanada." Ucap Acheron Flavio yang kali ini terlihat nampak serius.
Tatapan Zev Albion semakin tajam menatap ayahnya, bahkan ia tidak bisa berkata kata lagi, Zev Albion hanya bisa terdiam dan berusaha bersikap tenang.
"Iya Ayah, aku minta maaf." Balasnya singkat.
"Bagus, Ayah tahu kau adalah anak ayah yang tidak akan pernah membangkang dan akan selalu menuruti semua perintah ayah." Balas Acheron Flavio yang hanya di balas anggukan perlahan oleh Zev Albion yang kembali melangkahkan kakinya menaiki anak tangga dan langsung menuju ke kamarnya.
"Saya yakin, Tuan muda tidak akan pernah mengecewakan anda Tuan," Lanjut Aillard Wren.
"Tapi kenapa aku selalu merasakan hal yang lain dari anak itu."
"Iya Tuan, saya mengerti, mungkin saja itu pengaruh umur Tuan muda yang semakin dewasa, begitupun juga dengan pemikirannya yang juga ikut berubah, tapi saya yakin, Tuan muda masih sama seperti yang dulu, mencintai dan menghormati anda."
"Semoga saja. Aku hanya tidak mengharapkan Zev seperti Aranka menentangku dengan seenaknya."
"Iya Tuan, saya mengerti perasaan Anda." Balas Aillard Wren yang kembali merasakan kegelisahan di hatinya, saat kembali mengingat Aranka Demetria, bahkan ada rasa sedih di sudut hatinya sebab sampai saat ini ia masih belum mengetahui keberadaan dan kabar dari Aranka Demetria, sosok yang sudah sejak lama ada di dalam hatinya. Bahkan sebelum Aranka Demetria mengenal Alpha Shaqille, Aillard Wren sudah terlebih dahulu mencintai Aranka Demetria dalam diam.
"Ahkk sial.. " Umpat Acheron Flavio yang membuat Aillard Wren terkejut.
"Tuan, Anda baik baik saja?" Tanya Aillard Wren saat melihat Acheron Flavio mencengkram keras rambutnya sendiri.
* * * * *
Bersambung...