Zev Albion mengunci pintu kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, dengan tangan kiri yang ia lipat untuk di jadikan bantal kepalanya sambil terus menatap selembar foto yang tadi di ambilnya secara diam-diam di atas meja.
"Gadis yang manis, kenapa Ayah mengincarmu untuk di jadikan targetnya? Apa yang sudah kau lakukan?" Ucap Zev Albion yang terus menatap foto Azura Aubrey.
Zev Albion yang sudah mengetahui sifat dan cara kerja sang Ayah yang akan selalu menyingkirkan orang-orang yang di anggap musuh atau bisa merugikan bisnis dan perusahaannya dengan cara yang kadang terlihat sadis hanya bisa menghela nafas cemas. Dan meskipun ia mengetahui sekejam dan sesadis apa Ayahnya, ia bahkan tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah sang Ayah, namun juga tidak pernah berniat untuk ikut campur dan terjun langsung apalagi harus mengikuti jejak sang Ayah dalam hal kekerasan ataupun pekerjaan yang sudah tergolong dalam kasus kriminal seperti melukai orang lain. Ia hanya akan ikut campur dalam urusan yang masih menyangkut dengan CRDN KORP. Dan saat ini ada sedikit kekhawatiran saat memikirkan gadis yang sudah mencuri perhatiannya sejak tadi.
Hingga perhatiannya kembali tertuju kepada Aranka Demetria yang sudah membuatnya berkeliling selama berjam-jam hanya untuk mencari keberadaan sang kakak saat ini.
'Kakak.. Kau di mana sebenarnya? Aku sudah mencarimu kemana-mana tapi tetap tidak menemukanmu, aku tau kau tidak sedang bersama Ibu sekarang seperti apa yang di katakan Ayah.'
Batin Zev Albion yang tiba-tiba merasa cemas. Sebenarnya ia sudah mengetahui semua tentang perjodohan dan pernikahan juga kehidupan Aranka Demetria selama ini dari Brenda Marlleta, pelayan pribadi Ibu mereka dulu yang kini menjadi pelayan pribadi Aranka Demetria kakaknya, meskipun Ayahnya menyembunyikan semua darinya, namun ia selalu mendapatkan informasi tentang semua kehidupan Aranka Demetria dari Brenda Marlleta.
Sejak Ibu mereka meninggalkan rumah dan meninggalkan mereka semua, ia langsung di kirim oleh Acheron Flavio ke Kanada, melanjutkan sekolah di sana selama 13 tahun. Dan sejak saat itu, ia tidak pernah lagi mendengar kabar dari Ibunya, bahkan Acheron Flavio ayahnya tiba-tiba melarang dirinya dan kakaknya Aranka Demetria untuk mengingat apa lagi mencari keberadaan Ibu mereka. Bahkan Acheron Flavio mengatakan jika Ibu mereka sudah meninggal dunia.
Dan merasa ada yang janggal dari Aranka Demetria yang sudah tidak pernah menghubunginya lagi, Zev Albion menjadi sangat khawatir, sebab yang ia ketahui, Aranka Demetria dalam keadaan baik-baik saja saat terakhir Aranka Demetria berkunjung ke Kanada untuk menemuinya 7 tahun lalu. Karena merasa ada yang aneh, diam-diam Zev Albion mencoba untuk menghubungi Brenda Marlleta tanpa sepengetahuan Acheron Flavio dan juga kakaknya Aranka Demetria. Dan sejak saat itu ia mulai mengetahui semua rahasia yang di sembunyikan Ayahnya.
Dan semua cerita yang Zev Albion dengar dari Brenda Marlleta tentu saja membuatnya sangat marah kepada Acheron Flavio, namun ia belum bisa berbuat apa-apa untuk saat itu. Ia hanya berusaha untuk bersabar dan mencoba untuk menunggu penjelasan dari Acheron Flavio yang ia pikir pasti punya alasan sendiri hingga menutupi semua masalah perjodohan hingga pernikahan itu padanya.
Namun sepertinya Zev Albion salah besar karena sudah salah menduga, sebab sampai saat ini pun Acheron Flavio tidak pernah berniat untuk menceritakan semuanya, sampai kemarin malam pun di mana dengan tidak sengaja ia mendengar percakapan sang ayah yang memberi perintah agar Aillard Wren tidak memberitahu soal pernikahan Aranka Demetria padanya semakin membuat hatinya sakit dan marah.
Bahkan masalah ini justru membuat Zev Albion semakin geram, sebab ia sedikit banyak mengetahui jika pernikahan Aranka Demetria ternyata tidak berjalan dengan baik. Di tambah lagi saat ia kembali mendengar informasi terakhir dari Brenda Marlleta tentang menghilangnya Aranka Demetria secara tiba-tiba. Suatu informasi yang membuat Zev Albion langsung mengambil keputusan untuk meninggalkan Kanada dan kembali ke kota kelahirannya sekarang, dan kekhawatirannya kepada sang kakak membuatnya semakin membenci sosok Alpha Shaqille.
'Awas saja kau Alpha, aku akan memberimu pelajaran, lihat saja apa yang akan aku lakukan pada perusahaanmu, kau akan menyesalinya karena telah berani menyia-nyiakan kakakku.'
Batin Zev semakin geram. Dan mungkin kebencian dan reaksi Zev Albion tidak akan seperti sekarang ini jika saja ia mengetahui tentang masa lalu seorang Alpha Shaqille dan Ayahnya seperti apa. Satu-satunya yang Zev Albion ketahui tentang seorang Alpha Shaqille hanyalah sosok yang angkuh, dingin, kasar, dan kaku. Itulah alasan Zev Albion tidak menyukai Alpha Shaqille, bahkan ia tidak pernah membayangkan sedikitpun jika sosok yang sangat ia benci sudah menjadi suami kakak yang sangat di sayanginya.
"Akh sial, kenapa mesti Alpha yang harus menjadi kakak iparku." Gumam Zev Albion kesal l. Hingga netranya kembali tertuju pada selembar foto yang masih di pegangnya sejak tadi.
"Dan kau gadis kecil, semoga orang-orang Ayahku tidak menemukanmu, dan aku harapĀ bisa menemukanmu terlebih dulu, agar aku bisa melindungimu." Ucap Zev Albion yang dengan gemas langsung menciumi foto Azura Aubrey dan perlahan meletakkan foto itu di dalam laci nakasnya sebelum ia beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
* * * * *
VILLA ALPHA SHAQILLE.
"Drich, bisakah kau menjaga Melody untukku sebentar?" Tanya Alpha Shaqille yang tiba-tiba beranjak dari duduknya dengan wajah yang nampak terlihat panik saat baru saja menerima telfon dari Azio Devian yang sedang berada di Perusahaan saat ini.
Seharusnya di hari minggu ini Alpha Shaqille bisa menghabiskan waktunya di Villa untuk bersantai, namun sepertinya kali ini Alpha Shaqille harus membatalkan rencananya, sebab menurut informasi dari Azio Devian jika di Perusahaan saat ini tengah terjadi masalah yang cukup serius, dan hal itu bisa Alpha Shaqille rasakan saat Azio Devian menginginkannya ke Perusahaan dan turun langsung untuk menanganinya sendiri.
"Kakak,"
Panggil Azura Aubrey yang pagi ini baru saja keluar dari kamarnya dan langsung melihat Alpha Shaqille dengan langkah lebarnya menuju pintu keluar yang di ikuti oleh Akirra Raulin.
"Didie, bisakah kamu di Villa dulu hari ini? Dan tidak boleh kemanapun." Perintah Alpha Shaqille sambil memegang kedua sisi bahu Azura Aubrey yang bahkan langsung mengangguk patuh.
"Iya kak, tapi kak Lee mau kemana?" Tanya Azura Aubrey dengan kening menyatu.
"Ke Perusahaan sebentar."
"Tapi ini kan hari minggu, bukankah hari ini kita akan jalan ke taman?" Tanya Azura Aubrey dengan ekspresi wajah yang terlihat kecewa.
"Maafkan Kakak, mungkin lain kali saja jalan jalannya yah? Kakak benar benar harus ke Perusahaan hari ini. Ada Dokter Drich di sini yang akan menemanimu." Jawab Alpha Shaqille seraya menangkup wajah oval Azura yang hanya bisa mengangguk pasrah.
"Baiklah, kakak berangkat sekarang. Ingat, jangan kemana-mana, jangan melakukan aktivitas apapun dan jangan terlambat makan. Beberapa jam lagi kakak akan menelfon Dokter Drich untuk memastikannya." Balas Alpha Shaqille mengusap pucuk kepala Azura Aubrey, sebelum mengecup dahi Azura Aubrey dan langsung melangkah pergi.
"Iya kak," Ucap Azura Aubrey sambil terus menatap punggung Alpha Shaqille yang sudah masuk ke dalam mobil bersama Akirra Raulin, hingga tidak berselang lama mobil mewah itu bergerak pergi dengan kecepatan tinggi, yang di susul oleh mobil bodyguardnya.
"Dokter, sebenarnya ada apa dengan kakak, dia nampak sangat terburu buru, apa terjadi sesuatu?" Tanya Azura Aubrey saat mobil Alpha Shaqille sudah tidak terlihat lagi.
"Sepertinya begitu, tapi tenang saja, semua akan baik baik saja." Jawab Dokter Aldrich Alexe yang juga masih berdiri di depan pintu dengan perasaan cemas.
"Benarkah? Tapi yang aku liat tadi kakak nampak panik."
"Jangan khawatir, kakakmu pria yang tidak biasa, dia pasti bisa mengatasi masalahnya dengan sangat cepat."
"Semoga saja." Balas Azura Aubrey yang terlihat masih nampak khawatir, dan itu terlihat jelas di raut wajahnya saat ia mulai menggigit bibir bawahnya dengan keras.
Sedang Dokter Aldrich Alexe hanya bisa tersenyum, mencoba untuk menutupi kekhawatirannya yang sebenarnya lebih besar dari Azura Aubrey saat ini, sebab ia cukup paham dengan kondisinya saat Azio Devian sudah tidak bisa mengatasi masalah yang terjadi di Perusahaan dan harus melibatkan Alpha Shaqille langsung, berarti masalah yang terjadi saat ini benar benar rumit.
'Semoga masalah kali ini tidak terlalu besar.'
Batin Dokter Aldrich Alexe menarik nafas dalam hingga pandangannya teralihkan kearah Azura Aubrey yang masih berdiri termenung di depan pintu sambil memandang keluar.
"Nona Melody, apa yang sedang anda pikirkan?" Tanya Dokter Aldrich Alexe yang langsung menghampiri yang masih terdiam dengan wajah murungnya.
"Tidak apa apa Dokter, sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan." Jawab Azura Aubrey.
"Ada apa? Katakanlah, aku akan menjawabnya jika aku bisa." Ucap Dokter Aldrich Alexe.
"Sebenarnya apa pekerjaan Kak Lee? kenapa perusahaan Kak Lee selalu menjadi incaran orang-orang."
"Apa kau benar-benar tidak mengetahuinya?" Tanya Dokter Aldrich Alexe mengernyit.
"Hm, mungkin aku pernah mengetahuinya sebelum ingatanku hilang. tapi, untuk sekarang aku benar-benar tidak tahu, dan aku ingin mengetahuinya, sebab sejak aku di sini, kakak selalu sibuk dengan pekerjaannya, selalu keluar rumah hingga beberapa hari, begitu pula dengan kak Ev, bahkan aku nyaris tidak melihat kakak dalam waktu 24 jam." Kelu Azura Aubrey dengan wajah sedihnya.
"Kau benar, sebagai seorang direktur utama di sebuah perusahaan besar, Alpha memang sangat sibuk. Mungkin aku akan menjelaskan sedikit." Balas Dokter Aldrich Alexe yang di balas antusias oleh Azura Aubrey yang sebenarnya sangat penasaran dengan kehidupan Alpha Shaqille, kesibukan, kemewahan, juga se berpengaruh apa kakak yang sangat ia banggakan itu.
"ASEA CORPORATION adalah perusahaan internasional yang bergerak di dalam bidang ekspor dan impor. Perusahaan terbesar di keluarga Elvern yang sudah berdiri dan berkembang sejak lama juga turun temurun. Dan Alpha adalah satu-satunya pewaris tunggal perusahaan ASEA CORPORATION sejak Ayah dan Ibu kalian meninggal.
"Jadi wajar saja, jika ASEA CORPORATION menjadi incaran banyak orang, selain menggunakan sistem operasi ekspor yang di lakukan dalam skala besar, industri ekspor impor adalah jaringan global yang mengirimkan produk ke seluruh dunia. Dan melalui industri ekspor impor, ASEA CORPORATION bekerja dengan merek-merek internasional untuk memperluas jaringan, juga sampai jejaring internasional sekaligus.
"Jadi, Nona Melody paham kan sekarang, sebesar apa dan se terkenal apa ASEA CORPORATION di kalangan perusahaan lain, dan kenapa Alpha selalu sibuk, juga sangat berpengaruh. Selain sebagai Direktur Utama di perusahaan yang berkembang pesat saat ini. Alpha juga harus bertanggung jawab penuh dan bekerja ekstra keras untuk menjaga dan melindungi perusahaan keluarganya." Jelas Dokter Aldrich Alexe panjang lebar.
"Aku mengerti sekarang. Kasian kak Lee, harus bekerja keras seperti ini. Ternyata tanggung jawab Kak Lee sangat besar. Aku sungguh salut dengan kegigihan dan kecerdasan Kak Lee."
"Yah, karena itu sudah menjadi tugas Alpha sebagai pewaris tunggal. Dan Nona Melody tidak perlu khawatir, sebab selama ini Alpha selalu bisa mengatasinya dengan sangat baik. Lagi pula ada Azio yang selalu membantunya, yang sudah menjadi tangan kanan Alpha selama berapa tahun." Balas Dokter Aldrich Alexe.
"Iya, aku tau, jika di pikir lagi, kak Ev adalah pria yang berkompeten, dan cocok untuk mendampingi kak Lee dalam soal pekerjaan." Puji Azura Aubrey dengan senyumnya.
"Tentu saja. Ev memang pria cerdas. Dan itulah alasan Alpha memilih Ev untuk menjadi asisten juga orang kepercayaannya. Selain memiliki keterampilan dalam berkomunikasi dan bernegosiasi, Ev juga banyak memahami tentang industri komersil, juga administrasi."
"Dokter Aldrich juga pria yang pintar dan cerdas," Balas Azura Aubrey berbinar sambil menangkup kedua telapak tangannya ke dada.
"Benarkah? Aku baru tahu jika Nona Melody ternyata seorang gadis yang cukup pandai memuji dan menilai seseorang."
"Tapi memang benar, buktinya Dokter mengetahui banyak hal, dan yang seperti aku dengar dari Kak Lee, Dokter juga adalah seorang Dokter yang sangat pandai dan cukup terkenal" Puji Azura Aubrey semakin melebarkan senyumnya.
"Nona Melody terlalu berlebihan, tentu saja aku mengetahui banyak hal, meskipun tidak semuanya. Dan, sebenarnya apa yang Nona Melody inginkan? Dengan memuji ku seperti tadi, aku tahu, jika Nona Melody sedang menginginkan sesuatu." Balas Dokter Aldrich Alexe seraya menatap Azura Aubrey penuh curiga.
"Eh... aku.. aku hanya merasa bosan saja." Jawab Azura Aubrey tanpa berniat untuk mengalihkan pandangannya ke arah Dokter Aldrich Alexe yang sudah berdiri tepat di sampingnya dengan kedua tangan yang di masukkan kedalam saku celana slimfitnya hitamnya.
"Anda bisa menonton acara televisi kan?" Balas Dokter Aldrich Alexe mencoba memberikan Azura Aubrey solusi.
"Tetap saja masih merasa bosan Dokter," Jawab Azura Aubrey menarik nafas panjang dengan wajah di tekuk.
"Bisakah Nona tidak memanggilku dengan sebutan formal seperti itu? Aku juga kakakmu, karena aku sahabat Lee"
"Ah, maaf kak." Balas Azura Aubrey dengan senyum lebarnya.
"Panggil aku Drich," Ucap Dokter Aldrich Alexe yang langsung melangkah pergi.
"Kak Drich?" Panggil Azura Aubrey yang langsung menghentikan langkah kaki Dokter Aldrich Alexe.
"Hm,"
"Jadi.. Bisakah kak Drich menemaniku ke taman hari ini?"
"Taman?" Tanya Dokter Aldrich Alexe mengernyit.
"Hm, aku benar benar bosan di rumah seharian." Rengek Azura Aubrey yang membuat Dokter Aldrich Alexe menghela nafas panjang, seolah tidak tega melihat rengekkan Azura Aubrey yang saat ini tengah memasang wajah sedihnya.
Dengan perlahan Dokter Aldrich Alexe melangkah mendekati Azura Aubrey yang masih dengan ekspresi sedihnya. Dan dengan gemas Dokter Aldrich Alexe mengusap pucuk kepala Azura Aubrey, hingga membuat rambut gadis itu sedikit berantakan.
"Nona Melody, kau tau kan, kakakmu pasti keberatan jika kau keluar sekarang, kau tidak melupakan perkataan kakak kamu tadi kan sebelum dia pergi? Dan mungkin dia akan marah jika kau keluar tanpa seizin dari dia." Ucap Dokter Aldrich Alexe seraya menaikan satu alisnya.
"Ta-tapi aku... Baiklah, Aku akan tidur saja." Balas Azura Aubrey memautkan bibirnya sambil melangkah dengan malas.
"Hanya satu jam saja." Ucap Dokter Aldrich Alexe yang tiba tiba menghentikan langkah kaki Azura Aubrey, bahkan langsung berpaling menatap Dokter Aldrich Alexe yang masih tersenyum sambil menyedekapkan tangannya di atas dada bidannya.
"Maksud kak Drich?"
"Aku bersedia menemanimu, tapi hanya satu jam saja, bagaimana?" Tanya Dokter Aldrich Alexe.
"Bagaimana jika dua jam." Jawab Azura Aubrey sembari mengancungkan dua jari tangannya dengan senyuman khasnya.
"Satu." Balas Dokter Aldrich Alexe tegas.
"Dua jam, plis.. " Azura Aubrey memohon seraya menangkupkan kedua tangannya di atas dadanya.
"Satu jam Nona Melody,"
"Ta-tapi kak."
"Semakin lama berdebat semakin membuang waktu, dan waktu satu jam kamu akan habis dengan sia-sia," Ucap Dokter Aldrich Alexe sambil melirik jam tangan yang melingkar di lengannya.
"Aah baiklah," Balas Azura Aubrey pasrah.
"Jangan lupa menggunakan topi," Ucap Dokter Aldrich.
"Siap kak." Balas Azura Aubrey yang terlihat nampak sumringah sambil berlari kecil menuju kamarnya. Sedang Dokter Aldrich Alexe hanya bisa menggeleng dengan senyumnya saat melihat tingkah gadis itu, dengan sedikit tergesa, Dokter Aldrich Alexe melangkah ke sebuah meja besar yang terletak di ruangan tengah tersebut, membuka laci dan langsung mengambil sepucuk pistol berjenis desert eagle yang langsung ia selipkan ke dalam jaketnya untuk berjaga jaga.
* * * * *
Bersambung...