ASEA CORPORATION.
Dengan di kawal pengawal pribadinya Akirra Raulin, Alpha Shaqille keluar dari mobilnya yang sudah terparkir tepat di depan pintu masuk perusahaannya, bahkan langkahnya terlihat tergesa dan langsung masuk menuju ke dalam gedung ASEA CORPORATION yang saat itu memang terlihat sepi, sebab di hari minggu. Semua karyawan sedang libur, hanya ada beberapa security yang menjaga di lobby.
"Ev, apa yang terjadi?" Tanya Alpha Shaqille saat ia memasuki ruang kerjanya yang di sana sudah ada Asistennya Azio Devian menunggu dengan wajah yang terlihat gelisah.
"Tuan, ada pihak yang telah melakukan pencurian data perusahaan kita." Jawab Azio Devian perlahan.
"Peretas? Bukankah sistem perusahaan kita sudah sangat aman dari peretas?" Tanya Alpha Shaqille yang langsung membuka laptopnya.
"Mereka mendapatkan cela dan langsung menyerang pertahanan Tim TI kita." Jawab Azio Devian
"SIALAN... "
BRUGH..
Teriak Alpha Shaqille yang dengan reflek menggebrak meja kerjanya dengan sangat keras, dan mencengkram rambutnya hingga terlihat berantakan. Dengan kasar Alpha Shaqille membuka jaketnya yang berbahan jeans berwarna hitam yang di kenakannya dan langsung di lemparkannya ke atas sofa dengan sangat kasar. Sedang Azio Devian hanya bisa terdiam saat melihat reaksi Alpha Shaqille yang saat ini sedang dalam keadaan panik dan marah.
"Segera terapkan teknologi analis lalu lintas jaringan." Lanjut Alpha Shaqille yang masih mondar mandir di dalam ruangannya sambil berkacak pinggang.
"Maksud tuan muda, Greycortex?" Tanya Azio Devian sekali lagi untuk meyakinkan pendengarannya.
"Bingo, sebab hanya jaringan itu yang memiliki fitur yang cukup handal untuk mendeteksi dan menganalisis juga membuat kesimpulan, agar bisa membaca setiap aktivitas dalam jaringan secara mendetail." Jelas Alpha Shaqille yang masih berjalan bolak balik sambil berusaha menekan perasaan khawatirnya. "Apa kau mendengarku?" Tanya Alpha Shaqille saat melihat Azio Devian yang nampak masih terlihat berfikir.
"Baik Tuan." Balas Azio Devian yang nampak terlihat mengutak atik laptopnya.
"Kita gunakan juga algoritma deteksi khusus untuk mendeteksi prilaku berbahaya, agar bisa membedakan prilaku mesin dan manusia, kau mengerti kan maksudku Ev?"
"Iya Tuan, saya mengerti." Jawab Azio Devian mengangguk pelan dengan tatapan yang masih fokus di layar monitornya. Sedang Alpha Shaqille kembali duduk dan menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi kerjanya sambil mengusap wajahnya kasar. Nampak terlihat dengan sangat jelas kegelisahan wajahnya. "Tuan, apa ada yang anda curigai? Sebab selama ini Perusahaan kita selalu aman dari serangan cyber." Tanya Azio Devian seraya mengalihkan pandangannya ke arah Alpha Shaqille yang masih memejam sambil terus memutar-mutar kursi yang ia duduki. Sungguh kebiasaan yang selalu di lakukan Alpha Shaqille jika sedang berfikir.
"Aku masih memikirkannya, mana mungkin Acheron, sebab dari dulu dia tidak pernah berhasil mencuri data data kita, apalagi untuk meretasnya." Jawab Alpha Shaqille yang masih dengan posisinya.
"Saya juga sempat memikirkannya tuan, dan yang anehnya, operasi pencurian data rahasia ini hanya di lakukan oleh satu orang tuan," Balas Azio Devian yang seketika menghentikan pergerakan Alpha Shaqille.
"Maksudnya? Bukan berkelompok?" Tanya Alpha Shaqille yang langsung menatap serius wajah Azio Devian.
"Tidak Tuan, si peretas kali ini sepertinya sangat berpengalaman, sebab ia bisa mengawasi dan mempelajari sistem keamanan Cyber Perusahaan dan data data digital seorang diri, bahkan dia melakukannya hanya dalam waktu tiga minggu." Jelas Azio Devian yang membuat ekspresi Alpha Shaqille seketika berubah.
"Tunggu, maksudmu?" Tanya Alpha Shaqille yang nampak berfikir keras. Dan hanya ada satu nama yang langsung muncul dalam pikirannya. "AAHHKK SIALAN." Teriak Alpha Shaqille yang kembali mengumpat kesal.
"Tuan.. Apa anda.. " Tanya Azio Devian nampak ragu.
"Aku tahu siapa yang bisa melakukan cara ini," Jawab Alpha Shaqille dengan tatapan tajamnya.
"Maksudnya? Anda tau siapa orang itu?"
"Hm, aku sangat yakin, pasti anak brengsek itu, ARRGGHH... SIAL.. " Balas Alpha Shaqille terus mengumpat.
"Tenanglah tuan,"
"Apa dia berhasil mencuri semua data?" Tanya Alpha Shaqille lagi.
"Iya Tuan."
"ARRGGHH SIALAN, lakukan seperti apa yang aku perintahkan tadi, jika memang data-data perusahaan kita jatuh di tangan CRDN KORP, aku akan merebutnya secepat mungkin." Ucap Alpha Shaqille dengan seringaiannya.
"Apa tuan yakin jika data Perusahaan kita jatuh ke tangan tuan Acheron saat ini?" Tanya Azio Devian yang masih terlihat ragu.
"Aku sangat yakin, dan untuk merebutnya kembali kita akan menggunakan sistem TOR." Jawab Alpha Shaqille yang sepertinya sudah tidak memiliki jalan lain lagi.
"Tuan yakin akan menggunakan cara itu?" Tanya Azio Devian terlihat ragu.
"Mereka telah menggunakan cara licik untuk mencuri data perusahaan, jadi aku akan menggunakan cara licik juga untuk membalasnya, bukankah orang-orang seperti mereka pantas untuk mendapatkannya?" Balas Alpha Shaqille dengan senyum smirknya yang membuat wajah tampannya seketika berubah sangat menakutkan.
"Iya Tuan, saya mengerti." Jawab Alpha Shaqille yang saat ini lebih memilih tidak banyak bicara dan bertanya lebih banyak lagi, sebab ia cukup tahu, jika kondisi Alpha Shaqille saat ini sedang tidak baik.
"Sialan, aku bahkan membatalkan rencanaku untuk menemani Melody ke taman gara-gara hal ini. Baiklah... aku akan membuat kalian membayar semuanya." Balas Alpha Shaqille.
"Tapi, apa Nona Melody baik-baik saja sekarang?" Tanya Azio Devian.
"Entahlah, pasti Melody merasa kecewa saat ini, meskipun ia tidak menunjukkannya. Kau sendiri tahu aku baru saja meninggalkannya selama dua hari saat perjalanan bisnis. Dan sejak kemarin Melody terus menanyakan waktu luangku."
"Saya mengerti Tuan." Balas Azio Devian. "Tapi tuan, ada apa dengan anda akhir-akhir ini? Seperti yang saya lihat, anda nampak sedang memikirkan sesuatu."
"Entahlah Ev, aku bahkan tidak tahu, penyebab hatiku merasa kosong sekarang." Jawab Alpha Shaqille kembali menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi dan kembali memejam.
'Apa karena hilangnya Nyonya Aranka.'
Batin Azio Devian mencoba menebak penyebab kegelisahan Alpha Shaqille beberapa hari ini. Meskipun Azio Devian tidak berani untuk menanyakan langsung kepada Alpha Shaqille, namun sebagai orang terdekat Alpha Shaqille, ia cukup yakin, jika Alpha Shaqille pasti merasakan sedikit kekhawatiran. Sebesar apapun kebencian Alpha Shaqille terhadap istrinya, namun Alpha Shaqille juga adalah manusia yang memiliki hati. Di tambah lagi selama ini Alpha Shaqille tidak pernah berpisah lama dengan istrinya Aranka Demetria, meskipun mereka tidak pernah bersama dan saling bersentuhan, namun Mereka berdua tidak pernah saling jauh hingga sampai berminggu-minggu. Dan sekarang, sudah hampir dua bulan sejak Aranka Demetria menghilang. Itu adalah waktu yang cukup lama bagi mereka berpisah dan tidak saling melihat satu sama lain.
"Kita harus cepat menyelesaikan ini, dan pulang. Melody sudah menunggu." Ucap Alpha Shaqille yang seketika membuyarkan lamunan Azio Devian.
"Mungkin proses ini akan membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk mengambil alih semuanya, dan kita sepertinya membutuhkan orang dalam sebagai sekutu untuk melancarkan semuanya."
"Aku tahu, siapa orang yang bisa membantu kita." Ucap Alpha Shaqille.
"Iya Tuan, haruskah saya menghubunginya sekarang?"
"Tentu saja."
"Baik Tuan," Balas Azio Devian yang langsung meraih ponselnya dan terlihat menghubungi seseorang.
* * * * *
KEDIAMAN ACHERON FLAVIO.
Sementara di tempat lain, nampak senyum iblis menghiasi wajah Acheron Flavio saat ini. Dan untuk merayakan kemenangan untuk yang pertama kalinya karena sudah berhasil melumpuhkan ASEA CORPORATION, Acheron Flavio terus menenggak Winenya.
"Dasar anak bodoh, dia pikir bisa merebut CRDN KORP dengan mudah, HAHAHAHAHA..." Tawa keras Acheron Flavio memenuhi ruangan tersebut.
"Baiklah, apa Ayah puas sekarang?" Tanya Zev Albion sambil menyandarkan tubuh lelahnya di sandaran sofa.
"Tentu saja, tapi ini belum cukup buat Ayah."
"Tsk, apa lagi yang Ayah inginkan?" Tanya Zev Albion yang masih dalam posisinya.
"Ayah tidak akan puas sebelum melihat ASEA CORPORATION hancur berkeping keping." Balas Acheron Flavio dengan seringaiannya.
"Bukankah ayah hanya ingin mengambil data data penting dari Perusahaan ASEA CORPORATION bukan untuk menghancurkannya?" Tanya Zev Albion mengernyit.
"Ya, itu rencana awal Ayah, tapi Ayah berubah pikiran, Ayah ingin melihat kehancuran ASEA CORPORATION segera."
"Baiklah, jika itu keinginan Ayah, aku tidak bisa membantu ayah." Balas Zev Albion yang langsung beranjak bdari duduknya sambil mengenakan jaketnya.
"Tsk, kau tidak perlu melakukannya, tugasmu cukup meretas Perusahaan mereka saja, dan sekarang tugas mu sudah selesai, sekarang giliran Ayah untuk menghancurkannya." Balas Acheron Flavio kembali menenggak Winenya.
"Bukankah Ayah sangat keterlaluan?" Tanya Zev Albion yang nampak terlihat khawatir.
"Apa menurutmu ini keterlaluan? justru ini sangat menarik menurut Ayah." Jawab Acheron Flavio yang masih menyeringai.
"Terserah ayah saja, aku mau keluar sebentar." Balas Zev Albion yang langsung beranjak dari duduknya dan berjalan keluar Mansion.
"Mau kemana kau?" Tanya Acheron Flavio saat melihat Zev Albion yang terus berjalan keluar.
"Cari udara segar," Jawab Zev Albion tanpa berniat untuk menghentikan langkah kakinya yang semakin menjauh dari hadapan Acheron Flavio.
"Bawah bodyguard bersamamu."
"Tidak perlu." Tolak Zev Albion yang terus berlalu, hingga sejurus kemudian mobil sportnya sudah melaju meninggalkan Mansion dengan kecepatan tinggi.
"Ikuti dia." Perintah Acheron Flavio pada kedua bodyguardnya yang langsung membungkuk dan beranjak keluar mengikuti Mobil Zev Albion seperti apa yang di perintahkan oleh Acheron Flavio.
"Sepertinya ada yang sedang Anda pikirkan tuan, jika saya boleh tahu, apa yang mengganggu pikiran anda?" Tanya Aillard Wren yang sejak tadi mengamati perubahan ekspresi dari Acheron Flavio.
"Sepertinya Zev sedang berusaha untuk mencari kakaknya." Jawab Acheron Flavio.
"Maksud Tuan?"
"Anak itu tidak akan mudah percaya begitu saja, dan aku tau, akhir akhir ini dia selalu berkeliling untuk mencari Kakaknya Aranka."
"Lalu apa yang akan tuan lakukan sekarang?"
"Biarkan saja dia, lama kelamaan dia akan capek sendiri dan menyerah, meski aku tau anak itu tidak akan mudah untuk menyerah begitu saja." Balas Acheron Flavio.
"Baiklah Tuan."
'Semoga tuan muda Zev bisa menemukan Nona Aranka.'
Batin Aillard Wren seraya menarik nafas dalam. Dan suatu hal yang wajar jika Aillard Wren sangat berharap demikian, sebab rasa peduli dan kekhawatiran Aillard Wren terhadap putri Presdirnya sangatlah besar. Selain itu, ia juga sudah sangat lama menaruh perasaan khusus kepada Aranka Demetria. Diam-diam memperhatikan wanita itu, meskipun setiap saat ia selalu merasakan rasa bersalah dan sakit, sebab ia tidak bisa melindungi Aranka Demetria. Selama ini ia hanya bisa mengawasi Aranka Demetria dari kejauhan, sebab ia sadar jika Aranka Demetria adalah wanita yang sangat mustahil untuk ia dapatkan, dan ia juga tahu, seberapa besar rasa cinta Aranka Demetria terhadap Alpha Shaqille suaminya.
* * * *
Dengan perlahan Zev Albion melangkahkan kakinya menuju sebuah taman sambil mengedarkan pandangannya, hari ini ia sudah cukup jauh berkeliling, namun belum juga menemukan sosok yang di carinya. Kegelisahan kembali di rasakannya, bahkan nyaris Zev Albion nyaris putus asa sekarang, sebab sudah hampir dua bulan berlalu, ia belum juga menemukan Aranka Demetria, bahkan jejak Aranka Demetria seolah hilang dibtelan bumi.
"Aku harap kakak baik-baik saja." Gumam Zev Albion sambil mendudukkan tubuh lelahnya di sebuah kursi panjang sambil terus mengamati sekitarnya. Hingga netranya menangkap sosok yang nampak tidak asing baginya.
Sambil terus berfikir, Zev Albion terus mengikuti pergerakan sosok itu hingga matanya tiba tiba melebar dengan sempurna saat ingatannya tertuju pada selembar foto yang di ambilnya secara diam diam dari Ayahnya, bahkan sosok itu kini sudah berdiri dengan jarak hanya beberapa meter dari hadapannya.
"Bukankah dia gadis yang menjadi target ayah? kenapa dia bisa berada di sini? bukankah ini sangat berbahaya." Gumam Zev Albion yang nampak terlihat panik, sebab ia sudah mengetahui sejak meninggalkan Mansion beberapa jam yang lalu, bodyguard ayahnya sedang mengikutinya. Dan yang membuatnya lebih panik lagi saat ia bisa melihat kedua bodyguard itu nampak mengamati gadis itu. Bahkan mereka sudah bersiap untuk mendekati gadis yang masih asik mengamati sebuah kolam kecil di hadapannya.
Tanpa berfikir panjang, Zev Albion melangkah mendekati gadis itu yang ternyata adalah Azura Aubrey dan langsung menarik tangannya keras dan lekas membawanya pergi secepat mungkin. Dan tentu saja pergerakan tiba tiba dari Zev Albion membuat Azura Aubrey terkejut juga panik, sebab ada orang asing yang sedang menarik tangannya dengan keras. Bahkan Azura Aubrey semakin panik dan ketakutan saat Zev Albion terus berlari tanpa mempedulikan teriakkan Azura Aubrey yang tengah memukuli tangannya dengan mata bulat yang sibuk mencari keberadaan sosok Dokter Aldrich Alexe yang ternyata sedang menerima telfon dan tidak mendengarkan suara teriakkannya sedikitpun.
Merasa jika suara teriakan dari Azura Aubrey dapat membahayakan mereka, dengan spontan Zev Albion membungkam mulut Azura Aubrey dengan menggunakan telapak tangannya, hingga Dokter Aldrich Alexe sudah tidak bisa lagi mendengar suaranya, hingga merekapun berhenti berlari saat sudah sampai di balik tembok samping toilet umum.
Di rasa cukup aman dari jangkauan kedua bodyguard yang ternyata sedang mengejar mereka sejak tadi, Zev Albion langsung melepas lengan juga bekapan tangannya dari mulut Azura Aubrey yang sejak tadi berontak. Bahkan Zev Albion merasa sangat bersalah saat melihat ekspresi ketakutan yang tergurat jelas di wajah manis Azura Aubrey.
'Astaga, kenapa gadis ini sangat manis, dan ada apa dengan detak jantungku, kenapa jantungku berdetak begitu kencang saat melihatnya.' Batin Zev Albion sambil menikmati irama jantungnya yang tiba-tiba saja berdebar.
* * * * *
Bersambung...