Mursal menatap ibunya yang masih menunggu ucapannya. Disekanya sisa makanan yang sedikit menempel di bibirnya, dengan tubuh yang perlahan bersandar.
''Dia adalah muridku lima tahun lalu saat aku magang dan membagi waktu untuk mengejari mereka,'' gumamnya mulai menjelaskan latar seorang Aini. ''Namanya Aini Arfana Syahza. Dia gadis yang baik, tertutup dan juga penyabar. Aku menyaksikan semua ini, semua yang kukatakan ini dengan mata kepalaku sendiri, Ma. Bahkan setelah berpisah selama lima tahun, hal itu tidak mengubahnya. Dia tetap sama seperti dulu. Perbedaannya adalah, sekarang dia sakit dan semakin dewasa karena keadaan yang memaksanya.''
Mursal menyeka wajahnya sejenak, melihat ibu dan adiknya yang asyik menyimak sambil makan.
